Medan, 25/3 (Antara) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau perkembangan pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin sore.

Dalam kunjungan itu, Jusuf Kalla didampingi anggota DPD RI asal Sumut Rahmat Shah dan Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga dan disambut GM Angkasa Pura 2 Said Ridwan.

Usai meninjau, Jusuf Kalla mengapresiasi perkembangan Bandara Kualanamu, termasuk desainnya yang modern dan dinilai sangat indah sehingga dapat memberikan rasa bangga bagi masyarakat Sumut.
"Sangat indah. Kalau selesai, ini akan menjadi airport terindah dan termegah di Indonesia," katanya.

Selain indah dan megah, Jusuf Kalla juga memuji desain Bandara Kualanamu yang modern dan memiliki banyak fungsi, terutama dengan keberadaan lokasi yang akan menjadi toko yang memperdagangkan berbagai kebutuhan penumpang.

Menurut dia, salah satu nilai modern Bandara Kualanamu tersebut dapat dilihat dari penggunaan dinding kaca sehingga cahaya mudah masuk pada siang hari.

Dengan desain tersebut, pengelola Bandara Kualanmu nantinya tidak perlu menghidupkan lampu pada siang hari sehingga dapat menghemat penggunaan energi listrik.

Demikian juga dengan fungsional bagian dalam bandara untuk dijadikan toko sehingga dapat menjadi unsur pemasukan dalam pengelolaan infrastruktur penerbangan itu.

Terkait rasa bangganya atas pembangunan Bandara Kualanamu tersebut, Jusuf Kalla menyatakan keinginannya untuk menghadiri peresmian nantinya. "Kalau diundang, saya pasti hadir," katanya.

Ketika ditanyakan tentang adanya keterlambatan atau penundaan operasional yang awalnya direncanakan pada Maret 2013, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu menyatakan memakluminya.

Menurut dia, untuk infrastruktur yang digunakan jutaan orang, biasanya proses pembangunan akan lebih lambat jika sudah menyangkut masalah yang lebih detail.

Apalagi dengan keharusan terjaminnya unsur keselamatan sehingga banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diselesaikan sebelum dioperasikan.

"Lebih baik sedikit terlambat dari pada mengurang faktor 'safety' (keamanan) dan kenyamanan," katanya.

Mengenai adanya keterlambatan pembangunan infrastruktur jalan menuju Bandara Kualanamu, ia menilai hal itu tidak perlu terlalu dipersoalkan .

Namun, ia mengharapkan Pemprov Sumut dapat membuat kebijakan yang lebih dapat diterima masyarakat dalam hal ganti rugi lahan, termasuk untuk sejumlah kepala keluarga yang masih bertahan di kawasan Bandara Kualanamu.

Untuk mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur yang direncanakan, mungkin Pemprov Sumut dapat mengeluarkan biaya lebih besar dengan harapan seluruh proses pembebasan lahan dapat dilakukan.

"Kalau harganya Rp1 juta, lalu diganti Rp1,5 juta tidak ada soal. Dua kali NJOP pun wajar saja," katanya.

Namun masyarakat dan kepala keluarga yang berada di sekitar kawasan Bandara Kualanamu juga diharapkan dapat mengalah untuk merealisasikan kepentingan umum yang lebih besar.

"Jangan kepentingan satu dua orang mengganggu harapan jutaan orang," katanya. ***3***
(T.I023/B/I. Sulistyo/I. Sulistyo)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013