Medan, 17/3 (Antara) - Rencana peningkatan penggunaan biodiesel Indonesia sebesar 64 persen tahun ini atau menjadi 1,1 juta kiloliter, diharapkan benar-benar terjadi untuk menjaga atau bahkan mendorong harga "crude palm oil" (CP0).
"Tahun lalu pemakaian biodiesel hanya 669.000 kiloliter. Kenaikan penggunaan biodiesel pada 2013 menjadi 1,1 juta kiloliter akan sangat menguntungkan Indonesia," kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Sabtu.
Semakin menguntungkan, karena tahun ini Eropa juga diyakini kuat meningkatkan penggunaan CPO untuk biodiesel, menyusul diakuinya sertifikat RSPO dan ISSC.
"Dengan kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel, maka diharapkan harga CPO naik terus setelah agak tertekan akibat krisis ekonomi global, dan termasuk kampanye negatif kelapa sawit khususnya di Eropa," ucap Derom.
Kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel juga kembali menggairahkan industri biodiesel di dalam negeri yang hingga tahun lalu masih tetap rendah atau di bawah 30 persen dari kapasitas.
Total kapasitas tujuh atau delapan pabrik biodiesel di dalam negeri lumayan besar atau sekitar 4 jutaan ton per tahun.
Dia menjelaskan, penurunan produksi terjadi sejak beberapa tahun lalu dan semakin melemah pada tahun 2011.
Derom menyebutkan, penurunan produksi karena ekspor biodiesel menurun terus yang antara lain disebabkan adanya penolakan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Kedua negara itu menolak masuknya biodiesel Indonesia dengan alasan antara lain biodiesel dengan bahan baku bahan bakar itu yakni minyak sawit merusak lingkungan.
Kedua negara itu juga menuding biodiesel Indonesia mendapat subsidi, sehingga bisa dijual lebih murah dari jenis bahan bakar lainnya, dan itu mengganggu pemasaran bahan bakar dari jenis minyak nabati lainnya.
Dia menyebutkan pada tahun 2007 hingga 2008, ekspor biodiesel Indonesia sempat mencapai satu jutaan ton per tahun.
Sementara penyerapan biodiesel di dalam negeri masih saja tetap kecil karena belum mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat yang kurang berminat menggunakan biodiesel.
"Dengan penggunaan biodiesel yang meningkat di dalam negeri juga bisa mengurangi ketergantungan ekspor CPO," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Tahun lalu pemakaian biodiesel hanya 669.000 kiloliter. Kenaikan penggunaan biodiesel pada 2013 menjadi 1,1 juta kiloliter akan sangat menguntungkan Indonesia," kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Sabtu.
Semakin menguntungkan, karena tahun ini Eropa juga diyakini kuat meningkatkan penggunaan CPO untuk biodiesel, menyusul diakuinya sertifikat RSPO dan ISSC.
"Dengan kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel, maka diharapkan harga CPO naik terus setelah agak tertekan akibat krisis ekonomi global, dan termasuk kampanye negatif kelapa sawit khususnya di Eropa," ucap Derom.
Kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel juga kembali menggairahkan industri biodiesel di dalam negeri yang hingga tahun lalu masih tetap rendah atau di bawah 30 persen dari kapasitas.
Total kapasitas tujuh atau delapan pabrik biodiesel di dalam negeri lumayan besar atau sekitar 4 jutaan ton per tahun.
Dia menjelaskan, penurunan produksi terjadi sejak beberapa tahun lalu dan semakin melemah pada tahun 2011.
Derom menyebutkan, penurunan produksi karena ekspor biodiesel menurun terus yang antara lain disebabkan adanya penolakan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Kedua negara itu menolak masuknya biodiesel Indonesia dengan alasan antara lain biodiesel dengan bahan baku bahan bakar itu yakni minyak sawit merusak lingkungan.
Kedua negara itu juga menuding biodiesel Indonesia mendapat subsidi, sehingga bisa dijual lebih murah dari jenis bahan bakar lainnya, dan itu mengganggu pemasaran bahan bakar dari jenis minyak nabati lainnya.
Dia menyebutkan pada tahun 2007 hingga 2008, ekspor biodiesel Indonesia sempat mencapai satu jutaan ton per tahun.
Sementara penyerapan biodiesel di dalam negeri masih saja tetap kecil karena belum mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat yang kurang berminat menggunakan biodiesel.
"Dengan penggunaan biodiesel yang meningkat di dalam negeri juga bisa mengurangi ketergantungan ekspor CPO," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013