Medan, 24/2 (Antara) - Pembangunan Bendungan Serba Guna Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang sulit direalisasikan karena Pemerintah Provinsi Sumatera Utara belum menyiapkan anggaran ganti rugi untuk pelepasan lahan milik masyarakat.
"Sulit direalisasikan karena belum ada niat Pemprov Sumut menyiapkan anggaran pelepasan lahannya," kata Sekretarsis Fraksi Pelopor Peduli Rakyat Nasional DPRD Sumut Restu Kurniawan Sarumaha di Medan, Minggu.
Sebenarnya, kata Restu, permasalahan paling mendasar dari belum dibangunnya Bendungan Serba Guna Lau Simeme terletak pada belum tersedianya anggaran pelepasan lahan.
Tanpa pelepasan tersebut, sulit untuk memindahkan masyarakat yang berjumlah sekitar 40 kepala keluarga yang masih berada di kawasan yang akan dibangun tersebut.
Karena itu, rencana pembangunan Bendungan Lau Simeme belum masuk "bluebook" DPRD Sumut atau buku biru yang berisi agenda pembangunan di provinsi tersebut.
"Bagaimana mau direncanakan (pembangunannya) kalau masuk 'bluebook' saja belum," kata anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut itu.
Pada tahun 2012, Restu mengaku pernah mendatangi kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama sejumlah anggota Komisi D DPRD Sumut.
Dalam kunjungan tersebut, diketahui jika Bappenas telah menyiapkan anggaran pembangunan bendungan yang berlokasi di Desa Kula Dekah, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang itu.
Namun Bappenas belum dapat mencairkan anggaran itu karena belum adanya pembebasan lahan untuk pembangunan bendungan serba guna tersebut.
"Bappenas siap membangunnya dengan syarat pembebasan lahan telah dilakukan," katanya.
Karena itu, kendala utama dalam pembangunan Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut justru karena belum adanya niat baik Pemprov Sumuti untuk pembebasan lahan.
"Kalau lahannya dibebaskan, bisa masuk bluebook. Kalau sudah masuk bluebook, Bappenas bisa mencairkan dana yang telah disiapkan," katanya.
Padahal, kata dia, keberadaan Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut sangat penting, baik dari pertimbangan lingkungan mau pun ekonomi.
Dari aspek lingkungan, keberadaan Bendungan Serba Guna Lau Simeme itu dapat mengendalikan potensi banjir yang sering melanda Kota Medan.
Sedangkan dari aspek ekonomi, manfaatnya lebih banyak lagi, seperti keberadaan debit air yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi energi listrik.
Keberadaan debit air di Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam penyediaan air bersih, terutama bagi PDAM Tirtanadi yang menyediakan air bersih bagi masyarakat Kota Medan dan sekitarnya.
"Pada 2030, debit air untuk air minum akan berkurang dan tidak mencukupi untuk Medan dan sekitarnya. Dengan keberadaan Lau Simeme, persediaan itu mencukupi," katanya. ***3*** (T.I023/B/S. Muryono/S. Muryono) 24-02-2013 13:27:49
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Sulit direalisasikan karena belum ada niat Pemprov Sumut menyiapkan anggaran pelepasan lahannya," kata Sekretarsis Fraksi Pelopor Peduli Rakyat Nasional DPRD Sumut Restu Kurniawan Sarumaha di Medan, Minggu.
Sebenarnya, kata Restu, permasalahan paling mendasar dari belum dibangunnya Bendungan Serba Guna Lau Simeme terletak pada belum tersedianya anggaran pelepasan lahan.
Tanpa pelepasan tersebut, sulit untuk memindahkan masyarakat yang berjumlah sekitar 40 kepala keluarga yang masih berada di kawasan yang akan dibangun tersebut.
Karena itu, rencana pembangunan Bendungan Lau Simeme belum masuk "bluebook" DPRD Sumut atau buku biru yang berisi agenda pembangunan di provinsi tersebut.
"Bagaimana mau direncanakan (pembangunannya) kalau masuk 'bluebook' saja belum," kata anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut itu.
Pada tahun 2012, Restu mengaku pernah mendatangi kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama sejumlah anggota Komisi D DPRD Sumut.
Dalam kunjungan tersebut, diketahui jika Bappenas telah menyiapkan anggaran pembangunan bendungan yang berlokasi di Desa Kula Dekah, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang itu.
Namun Bappenas belum dapat mencairkan anggaran itu karena belum adanya pembebasan lahan untuk pembangunan bendungan serba guna tersebut.
"Bappenas siap membangunnya dengan syarat pembebasan lahan telah dilakukan," katanya.
Karena itu, kendala utama dalam pembangunan Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut justru karena belum adanya niat baik Pemprov Sumuti untuk pembebasan lahan.
"Kalau lahannya dibebaskan, bisa masuk bluebook. Kalau sudah masuk bluebook, Bappenas bisa mencairkan dana yang telah disiapkan," katanya.
Padahal, kata dia, keberadaan Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut sangat penting, baik dari pertimbangan lingkungan mau pun ekonomi.
Dari aspek lingkungan, keberadaan Bendungan Serba Guna Lau Simeme itu dapat mengendalikan potensi banjir yang sering melanda Kota Medan.
Sedangkan dari aspek ekonomi, manfaatnya lebih banyak lagi, seperti keberadaan debit air yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi energi listrik.
Keberadaan debit air di Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam penyediaan air bersih, terutama bagi PDAM Tirtanadi yang menyediakan air bersih bagi masyarakat Kota Medan dan sekitarnya.
"Pada 2030, debit air untuk air minum akan berkurang dan tidak mencukupi untuk Medan dan sekitarnya. Dengan keberadaan Lau Simeme, persediaan itu mencukupi," katanya. ***3*** (T.I023/B/S. Muryono/S. Muryono) 24-02-2013 13:27:49
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013