Girsang, Sumut, 24/2 (Antara) - Pemasangan jembatan penghubung rangka besi (bailey) di Sera-sera, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, diharapkan mampu memperlancar arus jalan lintas Sumatera (jalinsum) yang sering macet akibat rusaknya jalan tersebut sejak November 2012.

"Jembatan portable sepanjang 27 meter yang dikerjakan pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara itu dirancang mampu menahan beban seberat 15 ton," kata Petugas Pengamat Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara, A Pakpahan di Girsang, Minggu.

Dikatakannya, pemasangan Jembatan dimaksud diharapkan dapat mempermudah pengguna jalan sehingga kejadian terputusnya arus transportasi jalinsum yang menghubungkan dua Kabupaten yakni Simalungun dan Toba Samosir, dari kota Parapat ke Balige, yang sempat putus total pada Rabu (22/2) sekitar pukul 07.00 WIB tidak sampai terulang kembali.

Badan jalan atau Daerah Milik Jalan (DMJ) yang sebelumnya masih dapat dilalui, pada akhirnya turut amblas, membentuk lubang besar berukuran 20 meter dengan kedalaman 50 meter persis di tikungan jalan, sehingga jalur lintas Sumatera tersebut lumpuh selama hampir enam jam.

"Proses pengerjaan jembatan bailey tersebut dalam seminggu ke depan, diharapkan sudah tuntas, sehingga dapat segera digunakan agar arus lalu lintas bisa kembali normal," katanya.

Pakpahan menyebutkan, pihaknya sudah berupaya keras menyelesaikan pekerjaan tersebut, mengingat lintasan tersebut merupakan jalur penghubung utama antara Kabupaten Simalungun dengan Toba Samosir.

Diakuinya, akibat peristiwa longsornya badan jalan tersebut, sempat membuat arus lalu-lintas menjadi terganggu, sehingga pihak petugas mengalihkannya melalui jalan alternatif dari jalan desa Simpang Palang Aek Nauli menuju Nagori Sipangan Bolon Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, yang hanya dapat dilalui jenis kendaraan kecil.

Untuk kendaraan besar jenis Bus dan truk angkutan bertonase berat, pada umumnya menggunakan lintasan dari desa Sitahoan, tembus hingga ke Simpang Palang menuju Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Sementara itu, seorang pengguna jalan, Simamora, penduduk Simalungun menyebutkan, sepanjang 20 kilometer lintasan yang dilaluinya dari Sitahoan hingga ke Simpang Palang memiliki medan cukup berat, karena kondisi jalannya hanya berupa perkerasan dengan lebar jalan sekitar lima meter.

Menurut dia, jalan alternatif tersebut perlu mendapat perhatian lebih serius dari pihak pemerintah, dengan penyempurnaan serta pelebaran dan pengaspalan jalan, sehingga bisa difungsikan secara optimal.

Apalagi, kata dia, truk bermuatan lebih dari 15 ton tidak mungkin bisa melintasi jembatan bailey yang baru dibangun, sehingga pada akhirnya tentu harus menggunakan lintasan Sitahoan hingga ke Simpang Palang.

"Pihak Pemerintah perlu segera turun tangan menyempurnakan lintasan Sitahoan hingga ke Simpang Palang tersebut dengan pengaspalan, agar arus lalu lintas dapat lebih lancar," kata Simamora. ***4***

(T.KR-JRD/C/S. Muryono/S. Muryono) 24-02-2013 13:15:30

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013