Medan, 6/2 (ANTARA) -Bank Indonesia hingga tahun ini akan menuntaskan pendataan komoditas, produk atau usaha unggulan di 30 kabupaten/kota Sumut guna dijadikan data penting bagi pengucuran dana kredit perbankan.

"Tahun ini direncanakan rampung untuk 12 daerah sehingga total data yang sudah ada tahun 2013 mencapai 30 dari 33 kota/kabupaten di Sumut,"kata Deputi Direktur Devisi Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX,Mikael Budisatrio, di Medan, Rabu.

Beberapa tahun sebelumnya pendataan sudah tuntas di 18 kabupaten/kota.

Menurut dia, data produk atau usaha unggulan di masing-masing kota/kabupaten itu penting untuk pemetaan bagi perbankan dalam menyalurkan kredit atau kepentingan memberikan bantuan atau pembinaan.

Dengan pemberian kredit atau bantuan yang lebih terarah, maka keuntungannya bukan hanya bagi perbankan tetapi juga calon nasabah dan pemerintah.

Bagi perbankan, penyaluran yang tepat akan mengurangi risiko kredit, sementara bagi calon nasabah, data itu memudahkan mereka untuk dipercayai bank dan bagi pemerintah tentunya membantu percepatan kemajuan daerahnya.

Mikael mengakui bahwa pendataan yang dilakukan BI itu merupakan salah satu konsep yang dijalankan pemerintah Indonesia mengikuti yang dilakukan Jepang yakni "One Vilage One Product" .

Konsep itu merupakan pendekatan pembangunan daerah yang bertujuan untuk memajukan ekonomi/masyarakat daerah tersebut.

"BI memang berharap, kucuran kredit perbankan semakin besar ke produk-produk unggulan sehingga bukan saja memacu tumbuhnya dunia usaha tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah daerah,"katanya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut bidang UKM, Koperasi dan Industri Kreatif, Ichsan Taufiq, mengatakan pendataan itu memang sangat penting.

Menurut dia, pemerintah maupun investor beberapa negara khususnya Jepang dewasa ini semakin berminat untuk bekerja sama membina maupun bermitra dengan pengsuaha usaha kecil dan menengah (UKM) atau koperasi yang menghasilkan prduk-produk unggulan yang dinilai memili potensi pasar.

Dengan data yang akurat, tentunya akan mempermudah Kadin Sumut mempertemukan pengusaha daerah dengan utusan pemerintah atau investor asing yang ingin bermitra.

"OVOP (one village on product) memang sudah seharusnya agar produk daerah bisa kuat bersaing di pasar regional, nasional maupun luar negri,"katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013