Tangkahan, Sumut, 3/2 (Antara) - Gajah yang dipelihara di Tangkahan Desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi sumatera Utara, tidak hanya digunakan untuk menjelajah kawasan oleh wisatawan, tetapi juga dimanfaatkan untuk patroli menjaga kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dari pembalakan liar.

"Beberapa gajah peliharaan itu, juga dimanfaatkan untuk menjaga kawasan TNGL dari aksi-aksi pencurian kayu dan perusakan hutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata petugas perlindungan kawasan TNGL, Sudiono (48) saat ditemui di Tangkahan, Minggu. Patroli di kawasan TNGL itu, menurut dia, tetap mereka lakukan setiap harinya dan diharapkan belum ada menemukan praktik pelanggaran hukum di hutan yang dilindungi pemerintah.

Namun demikian, katanya, sebagai petugas pelestarian dan perlindungan kawasan TNGL tersebut yang memiliki tanggung jawab yang cukup besar, harus tetap komitmen melaksanakan tugas baik siang maupun malam.

"Ini adalah tugas sosial yang harus tetap dipikul dengan segala risiko yang cukup berat dihadapi dalam bertugas di hutan TNGL yang masih alamiah dan dipenuhi hutan belantara tersebut," ujarnya.

Sudiono menjelaskan, pada tahun 2004 ketika bertugas di kawasan TNGL yang memiliki panorama hutan hujan tropis yang sangat indah itu, memang pernah mengamankan pelaku pencurian kayu dan di"backing" cukong kayu yang berpengaruh.

Namun, katanya, setelah menangkap pembalak liar tersebut, tak membuat nyali para petugas pelindung TNGL itu merasa takut. "Mereka sampai sekarang terus bertugas dan masuk ke kawasan hutan TNGL dengan mengendarai gajah-gajah yang saat ini mereka latih," ucap dia.

Dia mengatakan, ada tujuh ekor gajah berukuran besar dan satu gajah kecil yang mereka rawat saat ini di Tangkahan.Ketujuh gajah besar itu, yakni Eva (46), Sari (42), Adana (40), Theo (28), Aulia (28), Yuni (23), Oliv (16) dan anak gajah kecil berusia 11 bulan.

Saat berpatroli di sungai dan kawasan TNGL, ketujuh gajah tersebut tetap didampingi mahout (pelatih gajah) yang sudah memiliki segudang pengalaman dalam mengarahkan satwa tersebut.

Patroli dengan menggunakan gajah di TNGL itu, ada kenikmatan tersendiri, selain melindungi hutan tersebut, sekaligus ikut menyaksikan panorama keindahan alam yang benar-benar mempesona dan jarang ditemukan di daerah lainnya di Indonesia.

"Kita juga dapat menyaksikan orangutan Sumatera liar, dan berbagai jenis satwa dilindungi lainnya, serta berbagai jenis tanaman langka yang terdapat di TNGL tersebut," kata Sudiono.

Kawasan ekowisata Tangkahan memiliki luas lebih kurang 17.000 hektare yang berada di Desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis berada pada 03º05,30,LU dan 098º04,26.8,BT.Tangkahan karena keindahannya terkenal sebagai surga tersembunyi di Leuser.

Lokasi tangkahan tersebut, berjarak 126 kilometer dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan melewati Binjai dan Tanjung Pura.

Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 6.263,29 kilometer persegi (Km2) atau 626.329 Hektare, dengan jumlah penduduk 926.069 jiwa. ***4***

(T.M034/B/S023/S023) 03-02-2013 12:01:24

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013