Medan, 27/1 (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumatera Utara menilai ekspor Sumut ke China masih berpeluang untuk ditingkatkan.
"Bahkan, persentase peningkatannya bisa lebih besar. Hal ini bisa dilihat dari realisasi pada tahun lalu. Tercatat hingga November 2012, naik 6,07 persen dari nilai ekspor pada tahun sebelumnya," kata Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, Minggu.
Prakiraan ekspor bisa ditingkatkan, kata dia, mengacu pada beberapa faktor, antara lain, China masih sangat membutuhkan minyak sawit dan karet.
Lain dari itu, negara tersebut juga membutuhkan barang lainnya, seperti kopi, menyusul tren minum kopi juga mulai melanda kalangan muda di negara itu yang dahulunya dikenal peminum teh.
"Peluang itu semakin diyakini kuat karena berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Sumut menunjukkan pada tahun lalu hanya ke China, ekspor Sumut yang mengalami kenaikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan BPS Sumut, Suharno, mengatakan bahwa nilai ekspor Sumut ke China pada periode Januari--November 2012 naik mencapai 972,739 juta dolar AS dari periode sama pada tahun 2011 sebesar 917,066 juta dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor Sumut ke China itu, antara lain, dipicu oleh masih meningkatnya ekspor berbagai barang, seperti minyak sawit mentah atau CPO.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut,
menyebutkan bahwa China memang masih membutuhkan banyak produk Sumut, khususnya CP0 dan karet.
Oleh karena itu, kata dia, prospek ekspor Sumut ke China masih terbuka.
Banyaknya produk yang dibutuhkan China itu ditandai dengan besarnya minat pengusaha negara itu menjalin kemitraan dengan eksportir Sumut, katanya.
Bahkan, lanjut dia, banyak pengusaha China yang ingin berinvestasi di Sumut dengan bisnis produk-produk yang dibutuhkan negara itu, seperti barang jadi sawit.
Minat investasi yang besar dari investor China itu juga membuka peluang tersendiri bagi pengusaha Sumut untuk menjalin kemitraan bisnis, katanya. ***3*** (T.E016/B/D007/D007) 28-01-2013 00:02:40
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Bahkan, persentase peningkatannya bisa lebih besar. Hal ini bisa dilihat dari realisasi pada tahun lalu. Tercatat hingga November 2012, naik 6,07 persen dari nilai ekspor pada tahun sebelumnya," kata Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, Minggu.
Prakiraan ekspor bisa ditingkatkan, kata dia, mengacu pada beberapa faktor, antara lain, China masih sangat membutuhkan minyak sawit dan karet.
Lain dari itu, negara tersebut juga membutuhkan barang lainnya, seperti kopi, menyusul tren minum kopi juga mulai melanda kalangan muda di negara itu yang dahulunya dikenal peminum teh.
"Peluang itu semakin diyakini kuat karena berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Sumut menunjukkan pada tahun lalu hanya ke China, ekspor Sumut yang mengalami kenaikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan BPS Sumut, Suharno, mengatakan bahwa nilai ekspor Sumut ke China pada periode Januari--November 2012 naik mencapai 972,739 juta dolar AS dari periode sama pada tahun 2011 sebesar 917,066 juta dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor Sumut ke China itu, antara lain, dipicu oleh masih meningkatnya ekspor berbagai barang, seperti minyak sawit mentah atau CPO.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut,
menyebutkan bahwa China memang masih membutuhkan banyak produk Sumut, khususnya CP0 dan karet.
Oleh karena itu, kata dia, prospek ekspor Sumut ke China masih terbuka.
Banyaknya produk yang dibutuhkan China itu ditandai dengan besarnya minat pengusaha negara itu menjalin kemitraan dengan eksportir Sumut, katanya.
Bahkan, lanjut dia, banyak pengusaha China yang ingin berinvestasi di Sumut dengan bisnis produk-produk yang dibutuhkan negara itu, seperti barang jadi sawit.
Minat investasi yang besar dari investor China itu juga membuka peluang tersendiri bagi pengusaha Sumut untuk menjalin kemitraan bisnis, katanya. ***3*** (T.E016/B/D007/D007) 28-01-2013 00:02:40
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013