Pemkab Asahan Sumatera Utara memberikan pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas dalam bidang terapi reflexology dan relaksasi sebagai upaya memberikan kecakapan yang dapat dijadikan sebagai peluang kerja.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Asahan Meilina Siregar di Kisaran, Senin, mengatakan pelatihan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan kesempatan yang setara bagi semua kalangan.
"Kami ingin memastikan bahwa semua warga Kabupaten Asahan, termasuk penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang berdaya guna dan ekonomis," katanya.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para penyandang disabilitas tidak hanya mampu membuka usaha mandiri atau bekerja di industri kesehatan, juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa kemandirian mereka.
Harapannya melalui pelatihan tersebut dapat memperkuat nilai inklusi di tengah masyarakat, menginspirasi lebih banyak pihak untuk membuka peluang bagi difabel serta mendorong perubahan positif dalam lingkungan kerja yang lebih beragam dan menghargai perbedaan.
Dalam pelatihan tersebut, peserta difabel dibimbing oleh tenaga pengajar profesional untuk memahami teknis refleksi, titik akupresur, dan cara menghadirkan pengalaman relaksasi yang optimal bagi klien.
"Dengan ini materi pelatihan diberikan lebih dulu kepada peserta sebelum memulai praktik. Terbukti bahwa pelatihan refleksi dan relaksasi ini memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Asahan Meilina Siregar di Kisaran, Senin, mengatakan pelatihan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan kesempatan yang setara bagi semua kalangan.
"Kami ingin memastikan bahwa semua warga Kabupaten Asahan, termasuk penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang berdaya guna dan ekonomis," katanya.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para penyandang disabilitas tidak hanya mampu membuka usaha mandiri atau bekerja di industri kesehatan, juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa kemandirian mereka.
Harapannya melalui pelatihan tersebut dapat memperkuat nilai inklusi di tengah masyarakat, menginspirasi lebih banyak pihak untuk membuka peluang bagi difabel serta mendorong perubahan positif dalam lingkungan kerja yang lebih beragam dan menghargai perbedaan.
Dalam pelatihan tersebut, peserta difabel dibimbing oleh tenaga pengajar profesional untuk memahami teknis refleksi, titik akupresur, dan cara menghadirkan pengalaman relaksasi yang optimal bagi klien.
"Dengan ini materi pelatihan diberikan lebih dulu kepada peserta sebelum memulai praktik. Terbukti bahwa pelatihan refleksi dan relaksasi ini memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024