Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa menguat di tengah rilis S&P Global PMl Amerika Serikat (AS) untuk September 2024 yang lebih lemah dari bulan sebelumnya.
 
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah naik 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.187 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.206 per dolar AS.
 
"S&P Global US Composite PMI turun ke 54,4 pada bulan September 2024, turun dari 54,6 pada bulan Agustus 2024, tetapi melampaui ekspektasi pasar sebesar 54,3," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
 
Josua menuturkan pertumbuhan terutama didorong oleh sektor jasa, sementara penurunan di sektor manufaktur meningkat.

Pertumbuhan sektor jasa tetap kuat, meskipun sedikit melambat karena S&P Global Services PMI turun ke 55,4 dari 55,7, sementara kontraksi sektor manufaktur memburuk dengan S&P Global Manufacturing PMI di 47,0, turun dari 47,9.
 
Selain itu, probabilitas penurunan suku bunga kebijakan bank sentral AS atau The Fed, Fed Funds Rate (FFR), sebesar 50 basis poin (bps) pada November 2024 cenderung menurun setelah rilis data tersebut.
 
Para pelaku pasar kini menantikan laporan inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) yang akan dirilis pekan ini dan komentar dari beberapa pejabat Fed untuk melihat langkah Fed selanjutnya.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa naik ke level Rp15.186 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.191 per dolar AS.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat di tengah PMI AS yang lebih lemah

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024