PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional I Belawan menyebutkan sebanyak 4.000 truk terdaftar dalam Data Identifikasi Truk Tunggal (Singgle Truck Identification Data/STID) untuk masuk ke Pelabuhan Belawan, Medan, untuk truk kontainer.
"Saat ini seluruh truk yang masuk ke pelabuhan sudah memakai STID," ujar Manajer Bisnis Terminal Pelindo Regional I Cabang Belawan Irfan Fitriadi di Medan, Rabu.
Irfan mengatakan dengan seluruhnya truk telah terdaftar dalam STID tersebut, hal ini telah dapat memudahkan truk masuk ke pelabuhan peti kemas tersebut.
Lebih lanjut, truk tersebut juga sebagian juga bisa masuk ke terminal "multipurpose" Belawan yang menjadi tempat aktivitas truk nonkontainer.
"Sementara truk yang mendaftar STID multipurpose untuk masuk ke Pelabuhan Belawan telah terdaftar sekitar 1.500 unit. Nantinya, pada awal Oktober 2024, ditargetkan seluruhnya sudah terdata," kata Irfan.
Pengurusan STID tidak dipungut bayaran. Bukan cuma itu, STID tersebut juga bermanfaat karena membuat truk-truk harus dalam kondisi prima jika ingin masuk ke Pelabuhan Belawan.
Alasannya, untuk masuk dalam sistem STID, truk wajib mempunyai beragam dokumen penting yang masih berlaku mulai dari STNK sampai hasil uji kir.
Sebelumnya, General Manager Pelindo mengatakan satu kelebihan lain penerapan STID adalah mengurangi kemacetan terutama di jalan tol dari dan menuju ke Pelabuhan Belawan.
Gangguan-gangguan truk yang beraktivitas di Pelabuhan Belawan akibat tidak prima kondisi mesin dan lain-lain juga dapat dikurangi.
"STID ini jadi semacam 'penyaringan' truk karena cuma yang dalam kondisi baik yang dapat keluar-masuk Pelabuhan Belawan. Untuk itulah Pelindo terus mendorong program ini," ujar Jonedi.
Di Indonesia, sistem STID pertama kali diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2021.
Pada tahun 2023, Pelindo memperluas kebijakan itu ke 13 cabangnya di pelabuhan lain. Pelindo Regional I Belawan menerapkan untuk truk kontainer sejak Mei 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Saat ini seluruh truk yang masuk ke pelabuhan sudah memakai STID," ujar Manajer Bisnis Terminal Pelindo Regional I Cabang Belawan Irfan Fitriadi di Medan, Rabu.
Irfan mengatakan dengan seluruhnya truk telah terdaftar dalam STID tersebut, hal ini telah dapat memudahkan truk masuk ke pelabuhan peti kemas tersebut.
Lebih lanjut, truk tersebut juga sebagian juga bisa masuk ke terminal "multipurpose" Belawan yang menjadi tempat aktivitas truk nonkontainer.
"Sementara truk yang mendaftar STID multipurpose untuk masuk ke Pelabuhan Belawan telah terdaftar sekitar 1.500 unit. Nantinya, pada awal Oktober 2024, ditargetkan seluruhnya sudah terdata," kata Irfan.
Pengurusan STID tidak dipungut bayaran. Bukan cuma itu, STID tersebut juga bermanfaat karena membuat truk-truk harus dalam kondisi prima jika ingin masuk ke Pelabuhan Belawan.
Alasannya, untuk masuk dalam sistem STID, truk wajib mempunyai beragam dokumen penting yang masih berlaku mulai dari STNK sampai hasil uji kir.
Sebelumnya, General Manager Pelindo mengatakan satu kelebihan lain penerapan STID adalah mengurangi kemacetan terutama di jalan tol dari dan menuju ke Pelabuhan Belawan.
Gangguan-gangguan truk yang beraktivitas di Pelabuhan Belawan akibat tidak prima kondisi mesin dan lain-lain juga dapat dikurangi.
"STID ini jadi semacam 'penyaringan' truk karena cuma yang dalam kondisi baik yang dapat keluar-masuk Pelabuhan Belawan. Untuk itulah Pelindo terus mendorong program ini," ujar Jonedi.
Di Indonesia, sistem STID pertama kali diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2021.
Pada tahun 2023, Pelindo memperluas kebijakan itu ke 13 cabangnya di pelabuhan lain. Pelindo Regional I Belawan menerapkan untuk truk kontainer sejak Mei 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024