Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar mengadakan perlombaan taur-taur tingkat sekolah menengah pertama, 11-12 September 2024, di ruang Serbaguna Pemkot Pematangsiantar.
Wali Kota dr Susanti Dewayani SpA, dalam arahan pada pembukaan Festival Taur-taur, Rabu (11/9) mengingatkan, kebudayaan merupakan harta dan peninggalan leluhur yang nilainya tidak terhingga.
Perlombaan ini kata dr Susanti, sebagai satu upaya memperkenalkan budaya Simalungun kepada generasi muda, sekaligus melestarikan.
Ditegaskan, Pemerintah Kota Pematangsiantar terus berusaha mengembangkan budaya lokal, terutama budaya Simalungun yang merupakan warisan dengan nilai tak terhingga.
dr Susanti pun menyampaikan terimakasih kepada Partuha Maujana Simalungun yang merupakan lembaga adat dan panitia perlombaan.
Pemangku Adat Cendikiawan Simalungun dr Sarmedi Purba SpOg mengatakan, taur-taur bukan sekadar sebagai media komunikasi di antara muda-mudi.
Namun juga curahan hati kepada orang yang telah meninggal dunia, satu di antaranya tentang hal yang mereka alami bersama.
Dia pun menyampaikan apresiasi kepada peserta lomba, yakni pelajar SMP yang sudah memahami dan mampu melakukan taur-taur.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Muhammad Hamdani Lubis melaporkan, perlombaan diikuti 13 grup dari SMP.
Dia berharap, gaung budaya dan adat istiadat Simalungun bisa bangkit kembali dan generasi muda akan tahu, Kota Pematangsiantar memiliki keberagaman budaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Wali Kota dr Susanti Dewayani SpA, dalam arahan pada pembukaan Festival Taur-taur, Rabu (11/9) mengingatkan, kebudayaan merupakan harta dan peninggalan leluhur yang nilainya tidak terhingga.
Perlombaan ini kata dr Susanti, sebagai satu upaya memperkenalkan budaya Simalungun kepada generasi muda, sekaligus melestarikan.
Ditegaskan, Pemerintah Kota Pematangsiantar terus berusaha mengembangkan budaya lokal, terutama budaya Simalungun yang merupakan warisan dengan nilai tak terhingga.
dr Susanti pun menyampaikan terimakasih kepada Partuha Maujana Simalungun yang merupakan lembaga adat dan panitia perlombaan.
Pemangku Adat Cendikiawan Simalungun dr Sarmedi Purba SpOg mengatakan, taur-taur bukan sekadar sebagai media komunikasi di antara muda-mudi.
Namun juga curahan hati kepada orang yang telah meninggal dunia, satu di antaranya tentang hal yang mereka alami bersama.
Dia pun menyampaikan apresiasi kepada peserta lomba, yakni pelajar SMP yang sudah memahami dan mampu melakukan taur-taur.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Muhammad Hamdani Lubis melaporkan, perlombaan diikuti 13 grup dari SMP.
Dia berharap, gaung budaya dan adat istiadat Simalungun bisa bangkit kembali dan generasi muda akan tahu, Kota Pematangsiantar memiliki keberagaman budaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024