Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov) Sumatera Utara menyatakan, keberadaan Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang menyokong pertanian di wilayahnya.
"Kehadiran bendungan tersebut sangat positif dan membantu sekali," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini di Medan, Rabu.
Juwaini menekankan, Lau Simeme dapat memastikan tanaman pertanian yakni padi mendapatkan air yang cukup meski dalam situasi kemarau. Apalagi, padi merupakan tumbuhan yang memerlukan air dari awal disemai hingga masa panen.
"Ketika terjadi kekeringan, bendungan dapat menjadi sumber air untuk padi," kata Juwaini.
Pengairan yang cukup, dia menambahkan, berdampak pada peningkatan produktivitas lahan.
Selain itu, indeks pertanaman (IP) setiap tahun juga disebutnya dapat bertambah.
"Jadi penanaman yang biasanya setahun sekali bisa menjadi dua kali, yang dua kali bisa menjadi tiga kali," tutur Juwaini.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pembangunan Bendungan Lau Simeme ditargetkan selesai pada Juli 2024.
Bangunan berdaya tampung 21,07 juta meter kubik itu merupakan proyek strategis nasional (PSN), yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, dan mulai dikerjakan pada tahun 2017 dengan biaya sekitar Rp1,65 triliun.
Bendungan tersebut didesain dengan tipe zonal timbunan batu yang memiliki tinggi 69,50 meter dari sungai, panjang puncak bendungan 205 meter dan luas area genangan 125,84 hektare.
Konstruksi Bendungan Lau Simeme dibangun melalui dua paket pekerjaan, yakni Paket 1 dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa (KSO) lalu Paket 2 dikerjakan kontraktor PT Pembangunan Perumahan dan PT Andesmont Sakti (KSO).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024