Kementerian Sosial (Kemensos) menggiatkan peluang karir kedua bagi orang dengan kategori lanjut usia (lansia) melalui gelar wicara secara daring guna menyambut Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang jatuh pada tanggal 29 Mei.
Pada gelar wicara daring yang bertajuk “Bincang Seru Karir Kedua” tersebut, narasumber sekaligus Komisaris Independen PT Ciputra Development Tbk Antonius Tanan mengatakan penggiatan karir kedua bagi lansia menjadi jalan tengah, bahkan keharusan agar bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak menjadi beban di kemudian hari.
“Kalau jumlah lansia kita meningkat dua kali, begitu banyak yang butuh bantuan permakanan. Ini akan membebani APBN. Ini akan menuntut pajak yang lebih tinggi untuk dapat membiayai kita yang tua, padahal di usia 60 lebih kita masih bisa melakukan sesuatu yang positif dan produktif,” kata Antonius di Jakarta, Selasa.
Ia juga menjelaskan keharusan untuk menjalani karir kedua pada dasarnya bermanfaat terhadap kesehatan fisik maupun mental lansia itu sendiri.
Menurut dia, bekerja pada bidang yang diminati justru dapat menyehatkan lansia karena memberikan kesenangan, kesejahteraan sekaligus ruang untuk bersosialisasi.
“Kalau kita bekerja, melakukan apa yang kita suka, itu menyehatkan dan juga mensejahterakan sehingga bapak ibu sekalian harus berpikir mengambil karir kedua, bukanlah berpikir berhenti bekerja, terus bekerja mengerjakan sesuatu yang kita suka, karena itu menyehatkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan proses pencarian pekerjaan untuk karir kedua bukanlah untuk kemajuan dan perkembangan sebagaimana pada fase karir pertama ketika muda. Sebaliknya, fase karir kedua bagi lansia ialah seputar mengisi waktu luang dengan tetap menjadi produktif sehingga trennya sudah pasti melambat.
“Kata kuncinya bapak ibu sekalian adalah kemajuan dan perkembangan. Oleh karena itu, waktu kita berpikir karir kedua, kita jangan berpikir tentang kemajuan dan perkembangan seperti ambisi kita pada karir pertama. Pada karir yang kedua itu untuk menurun pelan-pelan,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemensos giatkan peluang karir kedua bagi lansia
Pada gelar wicara daring yang bertajuk “Bincang Seru Karir Kedua” tersebut, narasumber sekaligus Komisaris Independen PT Ciputra Development Tbk Antonius Tanan mengatakan penggiatan karir kedua bagi lansia menjadi jalan tengah, bahkan keharusan agar bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak menjadi beban di kemudian hari.
“Kalau jumlah lansia kita meningkat dua kali, begitu banyak yang butuh bantuan permakanan. Ini akan membebani APBN. Ini akan menuntut pajak yang lebih tinggi untuk dapat membiayai kita yang tua, padahal di usia 60 lebih kita masih bisa melakukan sesuatu yang positif dan produktif,” kata Antonius di Jakarta, Selasa.
Ia juga menjelaskan keharusan untuk menjalani karir kedua pada dasarnya bermanfaat terhadap kesehatan fisik maupun mental lansia itu sendiri.
Menurut dia, bekerja pada bidang yang diminati justru dapat menyehatkan lansia karena memberikan kesenangan, kesejahteraan sekaligus ruang untuk bersosialisasi.
“Kalau kita bekerja, melakukan apa yang kita suka, itu menyehatkan dan juga mensejahterakan sehingga bapak ibu sekalian harus berpikir mengambil karir kedua, bukanlah berpikir berhenti bekerja, terus bekerja mengerjakan sesuatu yang kita suka, karena itu menyehatkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan proses pencarian pekerjaan untuk karir kedua bukanlah untuk kemajuan dan perkembangan sebagaimana pada fase karir pertama ketika muda. Sebaliknya, fase karir kedua bagi lansia ialah seputar mengisi waktu luang dengan tetap menjadi produktif sehingga trennya sudah pasti melambat.
“Kata kuncinya bapak ibu sekalian adalah kemajuan dan perkembangan. Oleh karena itu, waktu kita berpikir karir kedua, kita jangan berpikir tentang kemajuan dan perkembangan seperti ambisi kita pada karir pertama. Pada karir yang kedua itu untuk menurun pelan-pelan,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemensos giatkan peluang karir kedua bagi lansia
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024