Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Utara, meyakini harga beras akan semakin menurun awal 2024 seiring bertambahnya produksi menyusul semakin banyaknya penanaman padi di tengah musim hujan merata di Indonesia.

"Jika Desember ini mulai menanam, maka panennya kemungkinan akhir Februari 2024," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Utara Muhammad Juwaini di Medan, Sumut, Selasa.

Juwaini melanjutkan harga beras yang tinggi selama beberapa waktu terakhir terjadi karena kekeringan akibat El Nino.

Namun, dengan semakin tingginya curah hujan, wilayah-wilayah yang sebelumnya gagal tanam dan gagal panen seperti di Pulau Jawa dan Sulawesi sudah memulai penanaman.
 




"Di Sumut, harga gabah mulai turun," kata Juwaini.

Secara bulanan (month to month), harga gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) di Sumut, baik tingkat petani maupun penggilingan, menurun sejak Oktober 2023.

Pada November 2023, harga rata-rata GKP di petani Rp5.863 per kilogram dan GKG Rp6.189 per kilogram.

Sementara, di penggilingan harga rata-rata GKP pada bulan November 2023 adalah Rp6.048 per kilogram dan GKG Rp6.351 per kilogram.

"Semoga harga beras semakin turun pada 2024 tetapi kalau bisa harganya jangan terlalu rendah karena kasihan petaninya," tutur Juwaini.

Sebelumnya, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu juga menyebut bahwa panen dan intervensi pemerintah bisa menurunkan harga beras mulai kuartal pertama tahun 2024.
 




Intervensi pemerintah terutama melalui distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan beras, dan penyaluran beras ke penggilingan serta distributor.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023