Direktur Utama Perumda Tirtanadi Kabir Bedi menegaskan bahwa pihaknya terus mengatasi persoalan air kotor di Medan  akibat pecahnya pipa di tengah proyek drainase.

"Setiap hari bisa saja ada pipa yang pecah karena perbaikan drainase di mana-mana," ujar Kabir di Medan, Sabtu.

Dia pun memastikan bahwa Perumda Tirtanadi tidak membiarkan air kotor mengalir ke rumah-rumah pelanggan dalam waktu lama.

Sebab, Kabir menambahkan, petugas Perumda Tirtanadi segera melakukan perbaikan.

"Jadi air kotor itu hanya sesaat. Kami memompa air kotor itu agar segera digantikan dengan air bersih," kata dia.

Untuk mencegah pipa air bersih pecah, Kabir meminta pihak proyek selalu berkoordinasi dengan petugas Perumda Tirtanadi.

Sebab, jika pipa pecah, Perumda Tirtanadi membutuhkan waktu untuk memperbaikinya.

Kabir menjelaskan, setelah berhasil menyambung kembali pipa pascapecah, masih ada beberapa tahap yang dilakukan Perumda Tirtanadi sampai akhirnya mampu kembali mendistribusikan air dengan normal.

Dia meneruskan, karena pecah, pipa jadi terisi dengan udara dan sedimen seperti lumpur. Dua elemen itu terperangkap dan harus dikeluarkan terlebih dahulu dan itu membutuhkan waktu hingga dua hari.

"Kemudian ada waktu pula untuk pengeringan sehingga dampak pipa pecah itu bisa sekitar tiga hari. Air ini tidak seperti listrik yang langsung hidup begitu tuntas diperbaiki," tutur Kabir.

Jika air bersih masih macet setelah semua perbaikan rampung, Kabir Bedi menyebut bahwa itu dapat terjadi lantaran banyaknya pengguna yang membuka keran air secara bersamaan.

"Begitu air berjalan, pasti banyak masyarakat yang secara bersamaan membuka keran. Air jadi lambat mengalir khususnya kepada warga yang posisinya paling jauh," ujar Kabir.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023