Al Jam'iyatul Washliyah Sumut menggelar malam munajat peringatan HUT ke-93 Al Jam'iyatul Washliyah dengan menghimpun hadiah sebesar Rp155,5 juta untuk rakyat Palestina di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sumut, Jumat (1/12) malam.

Ketua PW Al Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara ketika menghimpun hadiah dimulai dengan pelelangan kaligrafi peserta perlombaan yang diberikan untuk rakyat di Palestina.

"Saya dikagetkan kemarin malam di telepon oleh sahabat saya dari Palestina. Dia bilang teman-teman di Palestina tidak butuh donasi kita, tidak butuh sumbangan kita. Kalaupun kita mau memberikan sesuatu kepada mereka namanya adalah hadiah," katanya.

Sebab, lanjut dia, rakyat di Palestina bukan orang yang patut dikasihani dalam malam munajat peringatan HUT ke-93 Al Jam'iyatul Washliyah dihadiri ribuan kader maupun warga Al Jam'iyatul Washliyah Sumatera Utara.

Malam munajat ini dihadiri Ketua Umum PB Al Jam'iyatul Washliyah KH Masyhuril Khamis, Ketua PW Al Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara, para ulama Al Washliyah, para Masyayikh, tokoh daerah, dan unsur Forkopimda di Sumut.

Ada juga Sekretaris PW Al Washliyah Sumut Alim Nur Nasution, Bendahara Dedi Iskandar, Ketua Panitia HUT ke-93 Al Washliyah Ismael P Sinaga, Sekretaris Darwin Marpaung, organ bagian, lembaga dan Majelis PW Al Washliyah Sumut.

"Oleh karenanya, malam hari ini kepada seluruh saudara-saudara kami di Palestina, kami berkumpul di sini dan hadiah dari kami akan kami sampaikan kepada kalian saudara," ujar Dedi yang juga anggota DPD RI tersebut.

Ketua Lembaga Amil Zakat Al Washliyah Beramal Banu Wira Baskara menjelaskan pada malam munajat ini terhimpun donasi sebesar Rp155,5 juta.
 

Ketua PW Al Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara (tengah) memimpin pelelangan kaligrafi dalam malam munajat di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sumut, Jumat (1/12/2023). (ANTARA/ HO-Istimewa)


"Total donasi yang kita kumpulkan sebesar Rp155,5 juta, setelah sebelumnya kami juga menghimpun donasi Palestina sebesar Rp173 juta," katanya.

Dewan Penasehat PW Al Washliyah Ustaz Abdul Latif Khan dalam tausiahnya menegaskan, agresi Israel ke Gaza bukan suatu pertempuran, melainkan pembantaian dilakukan manusia paling biadab dalam sejarah.

"Bayangkan, ketika kesepakatan gencatan senjata, tapi manusia paling biadab ini terus membantai (genosida, red). Lihatlah, anak-anak tidak berdosa yang meninggal. Anak-anak lahir tanpa orang tua, bahkan anak berusia 5 tahun harus menjadi orang tua bagi adik-adiknya yang masih bayi," ucapnya.

Ketika menteri luar negeri Amerika datang, lanjut dia, Israel si penjahat perang ini berhenti sejenak menyerang, setelah itu melanjutkan pembantaian rakyat di Palestina.

Israel akan terus membunuh rakyat di Palestina dengan sasaran utama wanita dan anak-anak. "Mereka tahu anak-anak Islam Palestina merupakan generasi yang suatu saat akan bangkit melawan. Israel tahu bahwa Palestina setiap tahunnya melahirkan seribuan hafiz Quran," katanya.

Meski demikian, kata Ustaz Latif, rakyat di Palestina tidak akan meninggalkan negaranya sampai kapanpun karena Palestina akan menjadi pusat peradaban dan kejayaan umat Islam pada akhir zaman yang dipimpin Imam Mahdi.

"Rakyat Palestina tidak mau pergi, karena mereka tahu akan mati sahid," tuturnya.

Oleh karenanya di malam munajat ini, pihaknya juga mengajak warga Al Washliyah Sumatera Utara tidak hanya bermunajat untuk Palestina, namun para mujahidin Al Washliyah yang siap membela Palestina.

"Mari kita terus mendoakan agar kelak kita bisa masuk ke Masjidil Aqsa tanpa ada tentara Israel," tutur Ustaz Latif. 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Michael Teguh Adiputra S


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023