Dinas Pariwisata Medan memberdayakan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di objek-objek wisata wilayahnya demi mempermudah turis dalam bertransaksi di sana.

"Kami terus mendorong itu," ujar Kepala Dinas Pariwisata Medan Yuda Setiawan di Medan, Kamis.

Menurut Yuda, saat ini masih ada beberapa destinasi wisata di ibu kota Provinsi Sumatera Utara yang belum memanfaatkan kemudahan QRIS.

Padahal, dia melanjutkan, QRIS dapat meringankan kerja pengelola objek wisata karena tidak perlu lagi menumpuk uang tunai.

Selain itu, pembukuan juga lebih teratur karena setiap transaksi tercatat dengan baik.

"Jadi untuk masuk ke objek wisata tidak perlu lagi dengan uang tunai, cukup memakai QRIS. Itu juga menjadi bagian dari program digitalisasi," kata Yuda.
 



Terkait digitalisasi transaksi itu, Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara sepakat bahwa hal tersebut perlu diterapkan di daerah-daerah wisata di Sumut.

Kebijakan itu utamanya untuk melayani turis mancanegara yang terbiasa dengan pembayaran nontunai.

Namun, Disbudparekraf meminta digitalisasi di objek wisata diterapkan secara perlahan, diawali dengan sosialisasi.

Baca juga: Dinas Pariwisata siap kembangkan objek-objek wisata di Medan

Andai perubahan dilakukan secara tiba-tiba, dia khawatir akan mendapatkan penolakan dari masyarakat.

Terkait QRIS, Bank Indonesia mencatat pada triwulan pertama 2023, jumlah "merchant" QRIS di Sumatera Utara mencapai 964.609 "merchant", tumbuh sebesar 34,20 persen secara tahunan (year on year).

Dari sisi volume transaksi, ada 12,27 juta volume transaksi QRIS hingga Maret 2023 atau 48,23% dari target. Secara keseluruhan, terdapat 1.500.058 pengguna QRIS di Sumatera Utara.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023