Dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) melaksanakan pembinaan kepada anak-anak Pondok Belajar Arnila yang berada kampung nelayan seberang di Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Sejak bulan Juni hingga Oktober 2023, program yang mereka jalankan di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) telah terlaksana dengan baik, yakni melakukan pendampingan karya sastra puisi berbasis ekologi kelautan, membawa produk berupa buku antologi puisi karya anak-anak kampung nelayan seberang dan publikasi karya digital berbasis blog.
"Kemudian mereka menyerahkan kepada pengelola Pondok Belajar Arnila, bahwa mereka telah melaksanakan pembinaan kepada anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan puisi," kata Kepala Humas Universitas Negeri Medan Dr Muhammad Surip, MSi, dalam keterangan, Rabu (18/10).
Surip menyebutkan adanya potensi dari anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan maha karya. Di samping tempat tinggal mereka yang sangat minim akses pendidikan. Dosen Unimed berusaha hadir menjadi perpanjangan tangan mereka dalam bersastra.
Jika mereka memiliki misi menstimulus anak-anak kampung nelayan seberang membuat puisi dengan latar belakang kelautan. Sebab, setiap harinya mereka dikelilingi aktivitas nelayan dan fenomena ekologi yang menarik.
"Laut selain dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pangan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka, juga dapat dijadikan sebagai refleksi hidup," ucapnya.
Kepala Humas menambahkan untuk menunjukkan jika melalui puisi yang mereka angkat, dapat memberi manfaat bagi lingkungan yang mereka huni.
Karena, tak sedikit anak-anak ini membuat puisi yang mengkampanyekan nilai-nilai lingkungan.
"Semoga dengan adanya buku karya mereka sendiri ini, anak-anak di kampung nelayan semakin semangat belajar dan dapat memotivasi yang lain untuk berani berkarya," kata Surip.
Sementara, Muhammad Anggie J. Daulay, S.S. M.Hum selaku Dosen Unimed prodi Sastra Indonesia yang merupakan anggota tim pengabdian, mengatakan jika anak-anak kampung nelayan seberang memiliki bakat yang terpendam.
Cara mereka menyusun kata-kata, memaksimalkan ide, dan merangkai persajakan cukup bagus. Nilai-nilai kehidupan yang mereka angkat juga sangat representatif. Benar-benar menggambarkan kondisi mereka di pesisir.
"Saya melihat adanya gejolak batin dari puisi-puisi mereka. Ada keresahan yang tersimpan di sana, ada pula ajakan untuk konservasi bakau agar dapat meredakan pasang laut. Hal ini yang sesungguhnya membuat saya takjub dengan mereka," kata Anggie.
Anak Pondok Belajar Arnila, Sulis merasa senang didampingi Dosen Unimed dalam membuat puisi dan menciptakan buku. Mereka merasa bangga telah menciptakan buku karya sendiri.
"Menulis puisi itu asyik. Apalagi berhasil dibukukan. Ada rasa kebanggaan tersendiri bagi kami dan dapat menunjukkan karya kepada orang tua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Sejak bulan Juni hingga Oktober 2023, program yang mereka jalankan di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) telah terlaksana dengan baik, yakni melakukan pendampingan karya sastra puisi berbasis ekologi kelautan, membawa produk berupa buku antologi puisi karya anak-anak kampung nelayan seberang dan publikasi karya digital berbasis blog.
"Kemudian mereka menyerahkan kepada pengelola Pondok Belajar Arnila, bahwa mereka telah melaksanakan pembinaan kepada anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan puisi," kata Kepala Humas Universitas Negeri Medan Dr Muhammad Surip, MSi, dalam keterangan, Rabu (18/10).
Surip menyebutkan adanya potensi dari anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan maha karya. Di samping tempat tinggal mereka yang sangat minim akses pendidikan. Dosen Unimed berusaha hadir menjadi perpanjangan tangan mereka dalam bersastra.
Jika mereka memiliki misi menstimulus anak-anak kampung nelayan seberang membuat puisi dengan latar belakang kelautan. Sebab, setiap harinya mereka dikelilingi aktivitas nelayan dan fenomena ekologi yang menarik.
"Laut selain dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pangan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka, juga dapat dijadikan sebagai refleksi hidup," ucapnya.
Kepala Humas menambahkan untuk menunjukkan jika melalui puisi yang mereka angkat, dapat memberi manfaat bagi lingkungan yang mereka huni.
Karena, tak sedikit anak-anak ini membuat puisi yang mengkampanyekan nilai-nilai lingkungan.
"Semoga dengan adanya buku karya mereka sendiri ini, anak-anak di kampung nelayan semakin semangat belajar dan dapat memotivasi yang lain untuk berani berkarya," kata Surip.
Sementara, Muhammad Anggie J. Daulay, S.S. M.Hum selaku Dosen Unimed prodi Sastra Indonesia yang merupakan anggota tim pengabdian, mengatakan jika anak-anak kampung nelayan seberang memiliki bakat yang terpendam.
Cara mereka menyusun kata-kata, memaksimalkan ide, dan merangkai persajakan cukup bagus. Nilai-nilai kehidupan yang mereka angkat juga sangat representatif. Benar-benar menggambarkan kondisi mereka di pesisir.
"Saya melihat adanya gejolak batin dari puisi-puisi mereka. Ada keresahan yang tersimpan di sana, ada pula ajakan untuk konservasi bakau agar dapat meredakan pasang laut. Hal ini yang sesungguhnya membuat saya takjub dengan mereka," kata Anggie.
Anak Pondok Belajar Arnila, Sulis merasa senang didampingi Dosen Unimed dalam membuat puisi dan menciptakan buku. Mereka merasa bangga telah menciptakan buku karya sendiri.
"Menulis puisi itu asyik. Apalagi berhasil dibukukan. Ada rasa kebanggaan tersendiri bagi kami dan dapat menunjukkan karya kepada orang tua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023