Pengembangan ojek wisata di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara masih terkendala dengan ketersediaan anggaran. Kendala lain dikarenakan minimnya minat dari para investor untuk menanamkan investasinya di sektor pariwisata.

"Ada dua kendala yang kita hadapi dalam pengembangan objek wisata di Madina saat ini, yakni kendala internal dan eksternal," ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Mandailing Natal, Salamuddin Nasution, S Kom yang dikonfirmasi ANTARA, Senin (2/10).

Adapun kendala internal itu adalah masih kurangnya ketersediaan anggaran daerah dalam mengembangkan destinasi wisata yang ada. Sedangkan, kendala eksternal dikarenakan kurangnya minat investor untuk menanamkan investasinya di sektor pariwisata.

Menurut Salam, untuk mengembangkan objek wisata itu tentu membutuhkan biaya, baik itu dari pemerintah daerah maupun dari para investor.

Padahal, kata Salam Kabupaten Mandailing Natal sendiri memiliki ratusan objek wisata yang tersebar diseluruh kecamatan yang ada di kabupaten itu, dan apabila dikeloa dengan baik bisa meningkatkan perekonomian yang sangat menjanjikan.

Seperti saat ini saja, dari ratusan objek wisata yang ada terdapat sejumlah objek wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun manca negara, diantaranya adalah, air terjun Pagaran Gala-gala, Aek Milas Hutaraja, Aek Milas Putusan, Air terjun Sibontar, Pulau Ilik, Pantai Batu Badaun, pantai Batu Rusa.


Kemudian, Bagas Godang, Pulau Tamang, Goa Pastap, Aek Milas Siabu, Sampuraga, Pesantren Musthofawiyah, Saba Sabarang, Sopo Tinjak dan Danau Saba Begu.

Meskipun dengan kondisi keterbatasan anggaran lanjut Salam, Dinas Pariwisata Mandailing Natal terus mengupayakan pengembangkan sektor pariwisata di wilayah itu diantaranya dengan menerbitkan peraturan daerah nomor 2 tahun 2023 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan tahun 2022-2025.

Di tahun 2023 ini sebut dia, Dinas Pariwisata Madina dalam pengembanganya masih berfokus pada destinasi pemandian Aek Milas di Desa Huta Raja, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Pada pemandian air panas itu sedang dilakukan pembangunan sejumlah sarana pendukung seperti pembangunan kamar mandi, kantor, gazebo dan akses.

Bila fasilitas ini nantinya sudah selesai terbangun selanjutnya pihak pemerintah akan membuat perjanjian kerjasama dengan masyarakat setempat untuk penetapan retrebusi pariwisatanya.

Dalam pengembangan destinasi wisata Dinas Pariwisata Madina juga melaksanakan even-even budaya di tempat-tempat wisata sebagai sarana untuk mempromosikan, selain itu  melaksanakan pemberdayaan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia seperti penambahan personel pegawai dan mengikuti sosialisasi dan diklat.

"Dan juga mendorong masyarakat agar membentuk kelompok-kelompok sadar wisata di desa dan kecamatan yang mempunyai objek wisata. Dan bagi masyarakat yang ada disekitar objek wisata kita latih membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lokasi wisata," jelas kepala dinas.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023