Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didampingi istri yang juga Bunda Difabel Sumut Nawal Lubis menandatangani prasasti tanda peresmian Gallery dan Cafe Pelataran Difabel di Jalan Karya Kasih, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Minggu (3/9/23).
Gallery dan Cafe Pelataran Difabel merupakan wadah untuk orang-orang berkebutuhan khusus yang diinisiasi Yayasan Khadijah Sharaswaty Indonesia (KSI) pimpinan Sri Dewi F Natadiningrat, berkerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Propinsi Sumatera Utara.
Ratusan anak-anak difabel dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) dan komunitas disabilitas serta lembaga peduli anak berkebutuhan khusus dari berbagai kabupaten/kota di Sumut hadir dalam acara tersebut.
Begitu tiba di lokasi acara, Gubsu langsung disambut alunan musik marching band tuna rungu dan tuna grahita dari SLB Muzdalifah dan pantomim tuna rungu dari SLB Melati. Ia terlihat sangat berempati dan menyempatkan diri memberikan apresiasi. Bahkan ia sempat turut menabuh drum bersama mereka.
Memasuki lokasi acara, Gubsu kemudian langsung melakukan penandatanganan prasasti yang dilanjutkan peninjauan etalase aneka produk para difabel di sejumlah ruangan galeri. Ia mengaku sangat kagum dengan produk kerajinan dan makanan olahan tersebut.
Sebelum naik ke stage utama, Gubsu menyempatkan diri meninjau dan berbincang serta minum secangkir kopi. Ia bahkan terkejut saat baristanya ternyata anak-anak difabel tuna rungu dan tuna daksa yang memiliki keterampilan luar biasa dalam meracik minuman.
Lagu daerah yang dinyanyikan anak tuna grahita (down syndrom) dan diiringi oleh pemusik tuna netra dari SLB Karya Murni menyambut kehadiran Gubsu dan Bunda Difabel di stage utama.
"Mereka-mereka inilah yang membesarkan Sumut. Kita yang diberi Tuhan lebih sempurna dari mereka, tapi kita tak pernah membuat yang lebih baik dari mereka. Keberadaan mereka kehendak Tuhan," kata Gubsu mengawali sambutannya.
Gubsu kemudian memutar video prestasi para difabel di berbagai bidang, di antaranya olahraga. "Di tengah keterbatasannya, para difabel mampu berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia. Bahkan dari Sumut ada yang nomor 3 dunia," ujarnya.
Orang nomor satu di Sumut yang segera mengakhiri masa jabatannya ini, kemudian memberikan motivasi kepada para difabel. Bagi yang tuna rungu, motivasi Gubsu disampaikan oleh juru bahasa isyarat (JBI) yang ada di sisi kanan stage utama.
"Orang-orang ini kalau ditanya tak bisa jawab, disuruh melihat tak bisa, panca inderanya tak sempurn, tapi kalau disuruh lari, berenang, meraka tak kalah, padahal tak punya kaki dan tangan.Banyak lagi prestasi mereka," ucapnya.
Sejatinya, kata Gubsu, manusia normal yang seharusnya dikasihani, bukan para difabel. "Kita diberi Tuhan panca indera sempurna, tapi kita tak bisa berbuat. KONI kita ranking 14 nasional, tapi difabel kita ranking 2 nasional," tambahnya.
Mantan Pangkostrad ini kemudian memberikan apresiasi kepada Yayasan KSI yang mampu menginisiasi berdirinya Gallery dan Cafe Pelataran Difabel. Dia meminta semua pihak memberikan perhatian dan partisipasi, sehingga bisa eksis dan menjalankan tugas mengangkat derajat para.
"Kasih mereka kegiatan agar bisa mandiri. Jangan kasih mereka ikan, tapi berikan kailnya. Semua kepala dinas dan staf setiap hari harus belanja di sini, ngopi di sini. Kebetulan saya sering lewat sini, nantipun saya bakal sering ngopi di sini," ungkapnya.
Para difabel peraih medali dari berbagai cabang olahraga yang mengharumkan nama Sumut kemudian diminta naik ke stage utama, di antaranya Sri Wahyuni, peraih medali emas cabang renang. "Mereka-mereka ini peraih medali. Kalian-kalian yang normal peraih medali apa? Mereka ini yang buat kita bangga," tukasnya.
Sebelum mengakhiri sambutan, Gubsu sempat melantunkan dua tembang 'istimewa'. Dua tembang lawas itulah yang mengiringi kisah cintanya bersama sang istri.
Apresiasi lantas diberikannya kepada tuna netra pemain organ tunggal karena dengan apik bisa mengiri lagu yang dinyanyikan. "Luar biasa, saya sedikit menyampaikan lirik, nadanya langsung pas," sebutnya.
Sebelum meninggalkan lokasi acara, Gubsu dan Bunda Difabel dihibur tari kreasi daerah yang ditampilkan siswa tuna rungu dari SLB Negeri Batu Bara.
"Saudara-saudaraku, anak-anakku, saya tak mau kalian menyerah, terus berjuang, karena kelak kalian lebih berpeluang masuk surga daripada kami yang memiliki pancaindera sempurna. Dua hari lagi saya tak gubernur lagi, tapi sampai kapanpun, saya tetap menyenangi dan menyayangi kalian," pungkasnya.
Dinsos Pemprovsu sebagai penanggung jawab Pelataran Difabel ini yang bekerja sama dengan pihak swasta yaitu KSI sebagai pelaksana pengelolaan dan Koperasi sebagai distributor produk-produk difabel.
"Ini menjadi yang pertama di Indonesia di lingkungan pemerintahan khususnya Dinas Sosial, agar terus berkelanjutan dan berharap semua dinas terkait serta swasta turut mendukung setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi yang sangat peduli dengan keberadaan sahabat difabel Sumatera Utara yang luar biasa." Ungkap Sri Suriani Purnawati, Kadis Sosial Pemprovsu.
"Selama ini belum ada wadah di Sumatera Utara untuk sahabat difabel dapat mengekspresikan karya-karyanya. Diharapkan Pelataran Difabel ini bisa menjadi etalase keberadaan mereka. Di sini mereka juga bisa belajar sambil bekerja," ujar Dewi dari KSI mengakhirinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Gallery dan Cafe Pelataran Difabel merupakan wadah untuk orang-orang berkebutuhan khusus yang diinisiasi Yayasan Khadijah Sharaswaty Indonesia (KSI) pimpinan Sri Dewi F Natadiningrat, berkerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Propinsi Sumatera Utara.
Ratusan anak-anak difabel dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) dan komunitas disabilitas serta lembaga peduli anak berkebutuhan khusus dari berbagai kabupaten/kota di Sumut hadir dalam acara tersebut.
Begitu tiba di lokasi acara, Gubsu langsung disambut alunan musik marching band tuna rungu dan tuna grahita dari SLB Muzdalifah dan pantomim tuna rungu dari SLB Melati. Ia terlihat sangat berempati dan menyempatkan diri memberikan apresiasi. Bahkan ia sempat turut menabuh drum bersama mereka.
Memasuki lokasi acara, Gubsu kemudian langsung melakukan penandatanganan prasasti yang dilanjutkan peninjauan etalase aneka produk para difabel di sejumlah ruangan galeri. Ia mengaku sangat kagum dengan produk kerajinan dan makanan olahan tersebut.
Sebelum naik ke stage utama, Gubsu menyempatkan diri meninjau dan berbincang serta minum secangkir kopi. Ia bahkan terkejut saat baristanya ternyata anak-anak difabel tuna rungu dan tuna daksa yang memiliki keterampilan luar biasa dalam meracik minuman.
Lagu daerah yang dinyanyikan anak tuna grahita (down syndrom) dan diiringi oleh pemusik tuna netra dari SLB Karya Murni menyambut kehadiran Gubsu dan Bunda Difabel di stage utama.
"Mereka-mereka inilah yang membesarkan Sumut. Kita yang diberi Tuhan lebih sempurna dari mereka, tapi kita tak pernah membuat yang lebih baik dari mereka. Keberadaan mereka kehendak Tuhan," kata Gubsu mengawali sambutannya.
Gubsu kemudian memutar video prestasi para difabel di berbagai bidang, di antaranya olahraga. "Di tengah keterbatasannya, para difabel mampu berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia. Bahkan dari Sumut ada yang nomor 3 dunia," ujarnya.
Orang nomor satu di Sumut yang segera mengakhiri masa jabatannya ini, kemudian memberikan motivasi kepada para difabel. Bagi yang tuna rungu, motivasi Gubsu disampaikan oleh juru bahasa isyarat (JBI) yang ada di sisi kanan stage utama.
"Orang-orang ini kalau ditanya tak bisa jawab, disuruh melihat tak bisa, panca inderanya tak sempurn, tapi kalau disuruh lari, berenang, meraka tak kalah, padahal tak punya kaki dan tangan.Banyak lagi prestasi mereka," ucapnya.
Sejatinya, kata Gubsu, manusia normal yang seharusnya dikasihani, bukan para difabel. "Kita diberi Tuhan panca indera sempurna, tapi kita tak bisa berbuat. KONI kita ranking 14 nasional, tapi difabel kita ranking 2 nasional," tambahnya.
Mantan Pangkostrad ini kemudian memberikan apresiasi kepada Yayasan KSI yang mampu menginisiasi berdirinya Gallery dan Cafe Pelataran Difabel. Dia meminta semua pihak memberikan perhatian dan partisipasi, sehingga bisa eksis dan menjalankan tugas mengangkat derajat para.
"Kasih mereka kegiatan agar bisa mandiri. Jangan kasih mereka ikan, tapi berikan kailnya. Semua kepala dinas dan staf setiap hari harus belanja di sini, ngopi di sini. Kebetulan saya sering lewat sini, nantipun saya bakal sering ngopi di sini," ungkapnya.
Para difabel peraih medali dari berbagai cabang olahraga yang mengharumkan nama Sumut kemudian diminta naik ke stage utama, di antaranya Sri Wahyuni, peraih medali emas cabang renang. "Mereka-mereka ini peraih medali. Kalian-kalian yang normal peraih medali apa? Mereka ini yang buat kita bangga," tukasnya.
Sebelum mengakhiri sambutan, Gubsu sempat melantunkan dua tembang 'istimewa'. Dua tembang lawas itulah yang mengiringi kisah cintanya bersama sang istri.
Apresiasi lantas diberikannya kepada tuna netra pemain organ tunggal karena dengan apik bisa mengiri lagu yang dinyanyikan. "Luar biasa, saya sedikit menyampaikan lirik, nadanya langsung pas," sebutnya.
Sebelum meninggalkan lokasi acara, Gubsu dan Bunda Difabel dihibur tari kreasi daerah yang ditampilkan siswa tuna rungu dari SLB Negeri Batu Bara.
"Saudara-saudaraku, anak-anakku, saya tak mau kalian menyerah, terus berjuang, karena kelak kalian lebih berpeluang masuk surga daripada kami yang memiliki pancaindera sempurna. Dua hari lagi saya tak gubernur lagi, tapi sampai kapanpun, saya tetap menyenangi dan menyayangi kalian," pungkasnya.
Dinsos Pemprovsu sebagai penanggung jawab Pelataran Difabel ini yang bekerja sama dengan pihak swasta yaitu KSI sebagai pelaksana pengelolaan dan Koperasi sebagai distributor produk-produk difabel.
"Ini menjadi yang pertama di Indonesia di lingkungan pemerintahan khususnya Dinas Sosial, agar terus berkelanjutan dan berharap semua dinas terkait serta swasta turut mendukung setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi yang sangat peduli dengan keberadaan sahabat difabel Sumatera Utara yang luar biasa." Ungkap Sri Suriani Purnawati, Kadis Sosial Pemprovsu.
"Selama ini belum ada wadah di Sumatera Utara untuk sahabat difabel dapat mengekspresikan karya-karyanya. Diharapkan Pelataran Difabel ini bisa menjadi etalase keberadaan mereka. Di sini mereka juga bisa belajar sambil bekerja," ujar Dewi dari KSI mengakhirinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023