Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan sedang hingga lebat di Indonesia berpotensi terjadi pada periode 1-5 Juli 2023.
"Pada periode 1-5 Juli 2023 potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data analisis cuaca dalam tiga hari terakhir, lanjutnya, masih terdapat hujan yang turun di beberapa wilayah, antara lain hujan lebat terjadi di sebagian wilayah Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Sedangkan hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat/Tengah/Timur, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan/Barat/Tenggara, Papua.
Menurutnya, potensi peningkatan hujan tersebut turut dipicu oleh beberapa faktor dinamika atmosfer seperti terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Kemudian potensi sirkulasi angin di sekitar Laut Sulawesi yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar Indonesia bagian tengah. Selain itu dorongan massa udara dari wilayah selatan Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
"Ketiga kondisi atmosfer tersebut cukup signifikan dalam memicu terjadinya kejadian hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk beberapa hari ke depan, khususnya untuk wilayah Jawa bagian timur, Kalimantan, dan Sulawesi," ujar Andri.
Ia jmenjelaskan dari hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian II Juni 2023, diketahui bahwa berdasarkan jumlah ZOM (Zona Musim), sebanyak 56 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, meliputi sebagian besar Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Bengkulu bagian selatan, Sumatera Selatan bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, sebagian Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, dan Papua bagian selatan.
"Secara umum puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan terjadi pada periode Juli-Agustus, dengan wilayah ZOM paling banyak terjadi pada Agustus. Fenomena El Nino diprediksikan masih terjadi pada semester II tahun 2023 dengan kategori lemah hingga cenderung moderat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Pada periode 1-5 Juli 2023 potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data analisis cuaca dalam tiga hari terakhir, lanjutnya, masih terdapat hujan yang turun di beberapa wilayah, antara lain hujan lebat terjadi di sebagian wilayah Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Sedangkan hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat/Tengah/Timur, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan/Barat/Tenggara, Papua.
Menurutnya, potensi peningkatan hujan tersebut turut dipicu oleh beberapa faktor dinamika atmosfer seperti terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Kemudian potensi sirkulasi angin di sekitar Laut Sulawesi yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar Indonesia bagian tengah. Selain itu dorongan massa udara dari wilayah selatan Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
"Ketiga kondisi atmosfer tersebut cukup signifikan dalam memicu terjadinya kejadian hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk beberapa hari ke depan, khususnya untuk wilayah Jawa bagian timur, Kalimantan, dan Sulawesi," ujar Andri.
Ia jmenjelaskan dari hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian II Juni 2023, diketahui bahwa berdasarkan jumlah ZOM (Zona Musim), sebanyak 56 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, meliputi sebagian besar Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Bengkulu bagian selatan, Sumatera Selatan bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, sebagian Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, dan Papua bagian selatan.
"Secara umum puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan terjadi pada periode Juli-Agustus, dengan wilayah ZOM paling banyak terjadi pada Agustus. Fenomena El Nino diprediksikan masih terjadi pada semester II tahun 2023 dengan kategori lemah hingga cenderung moderat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023