Khatib Shalat Idul Adha 1444 Hijriah Masjid Raya Al-Mashun Medan Ustadz Khairul Hamdi Jalaluddin mengingatkan jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT.
"Kemudian agar dapat menjalankan kewajiban dan menjauhi segala larangan dari Allah SWT," ucap dia dalam khutbah Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Raya Al-Mashun Kota Medan, Sumatera Utara di Medan, Kamis.
Ia juga mengajak umat Islam untuk meneladan kehidupan Nabi Ibrahim AS yang rela mengurbankan anak kesayangan, Ismail, untuk membuktikan ketaatan terhadap perintah Allah SWT.
"Nabi Ibrahim menjalankan perintah untuk menyembelih Ismail. Keduanya saling mengikhlaskan demi menjalankan perintah dari Allah SWT," ucapnya.
Saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Ismail, kata dia, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba.
"Hal ini adalah bukti ketabahan dan kesabaran yang cukup tinggi Nabi Ibrahim yang diuji oleh Allah SWT dengan mengorbankan Ismail. Akhirnya Nabi Ibrahim berhasil dalam menghadapi cobaan yang cukup berat," katanya.
Ustadz Khairul mengatakan bahwa umat yang menunaikan ibadah haji dan berkurban kepada warga tidak mampu pada Hari Raya Idul Adha, mendapatkan amal cukup tinggi dari Allah SWT.
"Marilah kita selalu berkurban pada Hari Raya Idul Adha untuk mendapatkan amal dan ibadah dari Allah SWT," katanya.
Pada Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di tempat itu dengan bertindak sebagai imam Zaini Hafiz, hadiri pula antara lain Sultan Deli XIV Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, Raja Muda Deli Tengku Hamdy Osman Deli Khan, dan ribuan warga Kota Medan.
Berdasarkan data, Masjid Raya Al- Mashun di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan di area seluas 13.200 meter persegi dengan bangunan seluas 1.500 meter persegi. Masjid peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid itu, memiliki nilai sejarah tinggi serta terjaga. Masjid tersebut hingga saat ini masih aktif untuk kegiatan peribadahan umat Muslim.
Masjid tersebut dengan arsitektur awal karya arsitek Belanda, Van Erp. Namun karena sesuatu hal, Van Erp tidak dapat melanjutkan pekerjaan di Medan sehingga diteruskan arsitek lain berasal dari Belanda, J.A. Tingdeman. Arsitektur Masjid Raya Al-Mashun perpaduan gaya bangunan khas Timur Tengah, India, dan Spanyol.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kemudian agar dapat menjalankan kewajiban dan menjauhi segala larangan dari Allah SWT," ucap dia dalam khutbah Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Raya Al-Mashun Kota Medan, Sumatera Utara di Medan, Kamis.
Ia juga mengajak umat Islam untuk meneladan kehidupan Nabi Ibrahim AS yang rela mengurbankan anak kesayangan, Ismail, untuk membuktikan ketaatan terhadap perintah Allah SWT.
"Nabi Ibrahim menjalankan perintah untuk menyembelih Ismail. Keduanya saling mengikhlaskan demi menjalankan perintah dari Allah SWT," ucapnya.
Saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Ismail, kata dia, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba.
"Hal ini adalah bukti ketabahan dan kesabaran yang cukup tinggi Nabi Ibrahim yang diuji oleh Allah SWT dengan mengorbankan Ismail. Akhirnya Nabi Ibrahim berhasil dalam menghadapi cobaan yang cukup berat," katanya.
Ustadz Khairul mengatakan bahwa umat yang menunaikan ibadah haji dan berkurban kepada warga tidak mampu pada Hari Raya Idul Adha, mendapatkan amal cukup tinggi dari Allah SWT.
"Marilah kita selalu berkurban pada Hari Raya Idul Adha untuk mendapatkan amal dan ibadah dari Allah SWT," katanya.
Pada Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di tempat itu dengan bertindak sebagai imam Zaini Hafiz, hadiri pula antara lain Sultan Deli XIV Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, Raja Muda Deli Tengku Hamdy Osman Deli Khan, dan ribuan warga Kota Medan.
Berdasarkan data, Masjid Raya Al- Mashun di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan di area seluas 13.200 meter persegi dengan bangunan seluas 1.500 meter persegi. Masjid peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid itu, memiliki nilai sejarah tinggi serta terjaga. Masjid tersebut hingga saat ini masih aktif untuk kegiatan peribadahan umat Muslim.
Masjid tersebut dengan arsitektur awal karya arsitek Belanda, Van Erp. Namun karena sesuatu hal, Van Erp tidak dapat melanjutkan pekerjaan di Medan sehingga diteruskan arsitek lain berasal dari Belanda, J.A. Tingdeman. Arsitektur Masjid Raya Al-Mashun perpaduan gaya bangunan khas Timur Tengah, India, dan Spanyol.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023