Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengatakan jalan alternatif Kutalimbaru yang menghubungkan Berastagi, Kabupaten Karo dengan Kota Medan dan sekitarnya akan mendorong perekonomian di Sumut.
"Jalan alternatif ini akan memperpendek waktu tempuh dalam menghubungkan Tanah Karo maupun Medan dan sekitarnya. Ini sangat bermanfaat baik bagi kelancaran pendistribusian logistik maupun sektor pariwisata," ujar Wahyu di Medan, Rabu.
Sebab, selama ini distribusi logistik, kata Wahyu, masih mengandalkan Jalan Jamin Ginting sebagai jalur utama. Padahal jalan tersebut sering mengalami longsor yang menyebabkan pendistribusian terhambat.
"Alhasil, terjadi penumpukan seperti sayur mayur di Tanah Karo," ucapnya.
Sektor lainnya, Wahyu mengatakan Kabupaten Karo juga dikenal dengan destinasi pariwisata unggulan di Sumut bagi warga Medan dan sekitarnya.
"Adanya jalan alternatif ini akan mempermudah wisatawan yang hendak ke Berastagi maupun tempat wisata di Tanah Karo tersebut," kata Wahyu.
Dia mengatakan, wilayah Kutalimbaru yang dilintasi jalur alternatif tersebut akan mendapatkan nilai manfaat bagi masyarakat setempat.
"Sebab, kawasan Kutalimbaru juga memiliki pemandangan yang indah, sungai maupun memiliki bunga bangkai yang menarik perhatian wisatawan," ujarnya.
Ditambah pihak kecamatan sangat mendorong desa di Kutalimbaru untuk dijadikan objek wisata dengan memanfaatkan anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
"Adanya rencana itu, saya sangat mendukung, bukan anti terhadap investor. Namun, masyarakat setempat yang langsung mengelola memiliki dampak positif terhadap perekonomian warga di sana," ujarnya.
Wahyu mengatakan bisa dibentuk dengan konsep desa wisata seperti di Jawa seperti di Desa Ponggok di Jawa Tengah. Desa tersebut telah berhasil meraih pendapatan mencapai Rp14 miliar dari wisata.
"Jalan alternatif ini menjadi peluang memajukan perekonomian. Diharapkan masyarakat maupun pemerintah desa bersepakat dalam merancang menjadi konsep wisata alam," kata Wahyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Jalan alternatif ini akan memperpendek waktu tempuh dalam menghubungkan Tanah Karo maupun Medan dan sekitarnya. Ini sangat bermanfaat baik bagi kelancaran pendistribusian logistik maupun sektor pariwisata," ujar Wahyu di Medan, Rabu.
Sebab, selama ini distribusi logistik, kata Wahyu, masih mengandalkan Jalan Jamin Ginting sebagai jalur utama. Padahal jalan tersebut sering mengalami longsor yang menyebabkan pendistribusian terhambat.
"Alhasil, terjadi penumpukan seperti sayur mayur di Tanah Karo," ucapnya.
Sektor lainnya, Wahyu mengatakan Kabupaten Karo juga dikenal dengan destinasi pariwisata unggulan di Sumut bagi warga Medan dan sekitarnya.
"Adanya jalan alternatif ini akan mempermudah wisatawan yang hendak ke Berastagi maupun tempat wisata di Tanah Karo tersebut," kata Wahyu.
Dia mengatakan, wilayah Kutalimbaru yang dilintasi jalur alternatif tersebut akan mendapatkan nilai manfaat bagi masyarakat setempat.
"Sebab, kawasan Kutalimbaru juga memiliki pemandangan yang indah, sungai maupun memiliki bunga bangkai yang menarik perhatian wisatawan," ujarnya.
Ditambah pihak kecamatan sangat mendorong desa di Kutalimbaru untuk dijadikan objek wisata dengan memanfaatkan anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
"Adanya rencana itu, saya sangat mendukung, bukan anti terhadap investor. Namun, masyarakat setempat yang langsung mengelola memiliki dampak positif terhadap perekonomian warga di sana," ujarnya.
Wahyu mengatakan bisa dibentuk dengan konsep desa wisata seperti di Jawa seperti di Desa Ponggok di Jawa Tengah. Desa tersebut telah berhasil meraih pendapatan mencapai Rp14 miliar dari wisata.
"Jalan alternatif ini menjadi peluang memajukan perekonomian. Diharapkan masyarakat maupun pemerintah desa bersepakat dalam merancang menjadi konsep wisata alam," kata Wahyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023