Sepanjang tahun 2022, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Asahan telah melakukan rehabilitasi kepada 127 penyalahguna narkotika, terdiri atas 99 rawat jalan dan 28 rawat inap.
“Angka tahun ini untuk rehabilitasi sudah melebihi. Awalnya 90 dari 77 rawat jalan dan 13 rawat inap,” ucap Sub Koordinator Seksi Rehabilitasi BNN Asahan, Yudi Purwana saat melaporkan hasil kinerja tahun 2022 kepada sejumlah wartawan, Kamis (29/12) di gedung BNN setempat.
Yudi yang didampingi Kasubbag Umum BNN Asahan, Wawan Kurniawan, penyidik Lutfi dan Rindu menjelaskan, dari 99 penyalahguna narkotika dilakukan rawat jalan di klinik Pratama BNN. Sedangkan 28 orang rawat inap ditempatkan di Balai Besar Rehabilitasi Lido, lembaga rehabilitasi komponen masyarakat klnik di Asahan dan di Medan.
Yudi menjelaskan dalam program rehabilitasi pihaknya menargetkan adanya peningkatan upaya pemulihan pecandu narkotika melalui dua indikator. Indikator pertama adalah indeks kepuasan layanan klinik rehabilitasi pada tahun 2022 mencapai 3,9 dari skala 1-4. Sedangkan indikator kedua adalah persentase kualitas hidup penyalahguna narkotika yang meningkat setelah menjalani rehabilitasi.
Peningkatan kualitas tersebut dihitung melalui whoqol (who quality of life) pada 4 domain yaitu fisik dengan capaian 83,25%, psikis 80,51%, sosial 81,35% dan lingkungan 78,76%. 4 domain itu semuanya melebihi target yang ditetapkan yaitu 58%.
"Dari rehabilitasi yang dilakukan terlihat adanya peningkatan kualitas hidup, hal ini merupakan dampak positif dari layanan pemulihan yang diberikan,” ungkap Yudi.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya pemberantasan narkotika sepanjang 2022 sebanyak 15 kasus tindak pidana narkotika dengan tersangka 30 orang. 20 dari 30 adalah residivis kasus narkotika. Kemudian pihak BNN menyita barang bukti sabu 101,39 gram, ganja 1,2 gram, uang tunai Rp 10.945.000 dan 30 unit handphone, 5 sepeda motor.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
“Angka tahun ini untuk rehabilitasi sudah melebihi. Awalnya 90 dari 77 rawat jalan dan 13 rawat inap,” ucap Sub Koordinator Seksi Rehabilitasi BNN Asahan, Yudi Purwana saat melaporkan hasil kinerja tahun 2022 kepada sejumlah wartawan, Kamis (29/12) di gedung BNN setempat.
Yudi yang didampingi Kasubbag Umum BNN Asahan, Wawan Kurniawan, penyidik Lutfi dan Rindu menjelaskan, dari 99 penyalahguna narkotika dilakukan rawat jalan di klinik Pratama BNN. Sedangkan 28 orang rawat inap ditempatkan di Balai Besar Rehabilitasi Lido, lembaga rehabilitasi komponen masyarakat klnik di Asahan dan di Medan.
Yudi menjelaskan dalam program rehabilitasi pihaknya menargetkan adanya peningkatan upaya pemulihan pecandu narkotika melalui dua indikator. Indikator pertama adalah indeks kepuasan layanan klinik rehabilitasi pada tahun 2022 mencapai 3,9 dari skala 1-4. Sedangkan indikator kedua adalah persentase kualitas hidup penyalahguna narkotika yang meningkat setelah menjalani rehabilitasi.
Peningkatan kualitas tersebut dihitung melalui whoqol (who quality of life) pada 4 domain yaitu fisik dengan capaian 83,25%, psikis 80,51%, sosial 81,35% dan lingkungan 78,76%. 4 domain itu semuanya melebihi target yang ditetapkan yaitu 58%.
"Dari rehabilitasi yang dilakukan terlihat adanya peningkatan kualitas hidup, hal ini merupakan dampak positif dari layanan pemulihan yang diberikan,” ungkap Yudi.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya pemberantasan narkotika sepanjang 2022 sebanyak 15 kasus tindak pidana narkotika dengan tersangka 30 orang. 20 dari 30 adalah residivis kasus narkotika. Kemudian pihak BNN menyita barang bukti sabu 101,39 gram, ganja 1,2 gram, uang tunai Rp 10.945.000 dan 30 unit handphone, 5 sepeda motor.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022