Kepala Kepolisian Resor Tapanuli Utara melalui Kasi Humas Aiptu Walpon Baringbing mengungkapkan, bencana gempa bumi yang melanda Tapanuli Utara mengakibatkan satu orang warga meninggal dunia, serta 11 korban lainnya mengalami luka-luka.
"Sesuai data sementara, gempa bumi yang melanda Taput dini hari tadi mengakibatkan satu orang meninggal dunia, dan 11 orang luka-luka," terang Aiptu Walpon kepada Antara, Sabtu (1/10).
Disebutkan, Leo Sihombing, 62 tahun, pria warga Jl Kornel Simanjuntak nomor 9 Tarutung Kecamatan Tarutung, Taput, adalah korban meninggal dunia dikarenakan penyakit jantung yang dideritanya akibat guncangan gempa bumi.
Sementara korban luka pertama adalah Candra AP, 24 tahun, warga Sidagal Siatasbarita, Taput, yang keseharianya merupakan personil Satuan Polisi Pamong Praja Taput, mengalami luka robek di bagian kepala, serta pipi kiri dan bibir bagian bawah akibat tertimpa lemari di tempat tugasnya di Kantor Kejaksaan setempat.
Korban luka kedua yakni Indah Lumbantobing, 12 tahun, pelajar warga Jl SM Raja Tarutung, Taput, dengan luka ringan lecet bengkak pada bagian mata dan mengalami lebam akibat terkena lemari yang jatuh akibat guncangan gempa bumi.
Korban luka ketiga, yaitu Elisabet Lumbantoruan, 18 tahun, mahasiswi Akper Taput, warga Sitoluompu Kecamatan Pahae Jae, Taput, yang mengalami patah kaki sebelah kiri pergelangan kaki akibat terjatuh dari tempat tidurnya di asrama perawat, kompleks RSUD Tarutung.
Selanjutnya, Febrian Manalu, 21 tahun, warga Jl HKI Simpang Siangkaan Tarutung, menjadi korban luka keempat dengan luka robek di tangan kanan dan kiri serta luka di bagian belakang telinga dan di kaki kiri karena tertimpa asbes rumah.
Berikutnya, Romauli Nababan, 24 tahun, warga Tapian Nauli Simorangkir, yang mengalami pendarahan, seminggu lalu, mengalami syok akibat gempa bumi.
Korban luka keenam adalah Panti Hutabarat, 52 tahun, warga Hutabarat Hapoltahan Tarutung yang mengalami luka robek besar di bagian kepala setelah tertimpa lemari dan asbes rumah.
Jonatan Manalu, 6 tahun, mengalami luka robek di bagian kaki sebelah kiri setelah terjatuh saat hendak keluar dari rumahnya di kawasan Pajak Tarutung.
Selanjutnya, ada Stevanus Sitinjak, 14 tahun, warga Situmeang Habinsaran yang tertimpa dinding beton rumah di bagian kepala dan dada, serta mengalami pendarahan dari telinga.
Pola Simanjuntak, 34 tahun, warga Sipoholon Sibuntuon Kecamatan Sipoholon, Taput, mengalami luka robek dan bengkak di bagian mata akibat terkena pisau yang jatuh saat gempa bumi.
Kemudian, Alfa Siahaan, 9 tahun, warga Asrama Polisi Tangsi Tarutung yang mengalami kaki keseleo dan susah digerakkan pergelangan kakinya akibat tertimpa tabung oksigen saat berada di ruang anak RSUD Tarutung.
Dan terakhir, ada Alen Marleha Hutagalung, 12 tahun, warga Tarutung yang mengalami luka setelah terjatuh saat peristiwa guncangan gempa bumi
"Saat ini, semua korban dirawat di RSUD Tarutung," tukas Aiptu Walpon.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Sesuai data sementara, gempa bumi yang melanda Taput dini hari tadi mengakibatkan satu orang meninggal dunia, dan 11 orang luka-luka," terang Aiptu Walpon kepada Antara, Sabtu (1/10).
Disebutkan, Leo Sihombing, 62 tahun, pria warga Jl Kornel Simanjuntak nomor 9 Tarutung Kecamatan Tarutung, Taput, adalah korban meninggal dunia dikarenakan penyakit jantung yang dideritanya akibat guncangan gempa bumi.
Sementara korban luka pertama adalah Candra AP, 24 tahun, warga Sidagal Siatasbarita, Taput, yang keseharianya merupakan personil Satuan Polisi Pamong Praja Taput, mengalami luka robek di bagian kepala, serta pipi kiri dan bibir bagian bawah akibat tertimpa lemari di tempat tugasnya di Kantor Kejaksaan setempat.
Korban luka kedua yakni Indah Lumbantobing, 12 tahun, pelajar warga Jl SM Raja Tarutung, Taput, dengan luka ringan lecet bengkak pada bagian mata dan mengalami lebam akibat terkena lemari yang jatuh akibat guncangan gempa bumi.
Korban luka ketiga, yaitu Elisabet Lumbantoruan, 18 tahun, mahasiswi Akper Taput, warga Sitoluompu Kecamatan Pahae Jae, Taput, yang mengalami patah kaki sebelah kiri pergelangan kaki akibat terjatuh dari tempat tidurnya di asrama perawat, kompleks RSUD Tarutung.
Selanjutnya, Febrian Manalu, 21 tahun, warga Jl HKI Simpang Siangkaan Tarutung, menjadi korban luka keempat dengan luka robek di tangan kanan dan kiri serta luka di bagian belakang telinga dan di kaki kiri karena tertimpa asbes rumah.
Berikutnya, Romauli Nababan, 24 tahun, warga Tapian Nauli Simorangkir, yang mengalami pendarahan, seminggu lalu, mengalami syok akibat gempa bumi.
Korban luka keenam adalah Panti Hutabarat, 52 tahun, warga Hutabarat Hapoltahan Tarutung yang mengalami luka robek besar di bagian kepala setelah tertimpa lemari dan asbes rumah.
Jonatan Manalu, 6 tahun, mengalami luka robek di bagian kaki sebelah kiri setelah terjatuh saat hendak keluar dari rumahnya di kawasan Pajak Tarutung.
Selanjutnya, ada Stevanus Sitinjak, 14 tahun, warga Situmeang Habinsaran yang tertimpa dinding beton rumah di bagian kepala dan dada, serta mengalami pendarahan dari telinga.
Pola Simanjuntak, 34 tahun, warga Sipoholon Sibuntuon Kecamatan Sipoholon, Taput, mengalami luka robek dan bengkak di bagian mata akibat terkena pisau yang jatuh saat gempa bumi.
Kemudian, Alfa Siahaan, 9 tahun, warga Asrama Polisi Tangsi Tarutung yang mengalami kaki keseleo dan susah digerakkan pergelangan kakinya akibat tertimpa tabung oksigen saat berada di ruang anak RSUD Tarutung.
Dan terakhir, ada Alen Marleha Hutagalung, 12 tahun, warga Tarutung yang mengalami luka setelah terjatuh saat peristiwa guncangan gempa bumi
"Saat ini, semua korban dirawat di RSUD Tarutung," tukas Aiptu Walpon.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022