Ratusan tenaga suka rela medis (Nakes) non ASN di Asahan, Sumatera Utara (Sumut) menuntut di tampung anggaran intensif bagi tenaga sukarela medis non PNS dalam APBD.
Tuntutan dirangkai dengan aksi jahit mulut oleh 5 orang nakes non ASN sebagai bentuk protes dalam demo itu yang digelar Selasa (27/09) di kantor Bupati Asahan.
Pendemo yang tergabung dari Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan (FKTK) Non APBD / APBN ini berasal dari seluruh Puskesmas yang ada di Asahan. Aksi jahit mulut yang dilakukan Nakes Non ASN dimaksudkan sebagai simbol sakitnya profesi yang mereka jalani selama bertahun-tahun.
“Di sini kami ada yang mengabdi selama 5 bahkan 16 tahun. Inilah yang kami alami, sakit sekali menjadi profesi seperti ini makanya ada lima orang rekan kami yang melakukan aksi jahit mulut,” kata Reyhan Marpaung, ketua FKTK Asahan saat berorasi.
Selama ini pihaknya hampir tidak pernah digaji dari sumber keuangan daerah (APBD) dan hanya menerima honor yang diambil dari tenaga kesehatan (nakes) PNS setiap bulannya.
Para Nakes Non ASN tersebut hanya menuntut dimasukkannya intensif sekitar Rp 300 ribu per bulan untuk sekitar 500 -an tenaga suka rela dari APBD. Meski uang tersebut tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, paling tidak hal ini menjadi bentuk kepedulian pemerintah daerah.
Sementara itu, Wakil Bupati Asahan, Taufik ZA Siregar saat menerima nakes non ASN tersebut mengatakan pihaknya akan mempelajari tuntutan. Dan pihaknya akan perintahkan pihak Dinas kesehatan dan BKD untuk mempertanyakan ke pusat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Tuntutan dirangkai dengan aksi jahit mulut oleh 5 orang nakes non ASN sebagai bentuk protes dalam demo itu yang digelar Selasa (27/09) di kantor Bupati Asahan.
Pendemo yang tergabung dari Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan (FKTK) Non APBD / APBN ini berasal dari seluruh Puskesmas yang ada di Asahan. Aksi jahit mulut yang dilakukan Nakes Non ASN dimaksudkan sebagai simbol sakitnya profesi yang mereka jalani selama bertahun-tahun.
“Di sini kami ada yang mengabdi selama 5 bahkan 16 tahun. Inilah yang kami alami, sakit sekali menjadi profesi seperti ini makanya ada lima orang rekan kami yang melakukan aksi jahit mulut,” kata Reyhan Marpaung, ketua FKTK Asahan saat berorasi.
Selama ini pihaknya hampir tidak pernah digaji dari sumber keuangan daerah (APBD) dan hanya menerima honor yang diambil dari tenaga kesehatan (nakes) PNS setiap bulannya.
Para Nakes Non ASN tersebut hanya menuntut dimasukkannya intensif sekitar Rp 300 ribu per bulan untuk sekitar 500 -an tenaga suka rela dari APBD. Meski uang tersebut tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, paling tidak hal ini menjadi bentuk kepedulian pemerintah daerah.
Sementara itu, Wakil Bupati Asahan, Taufik ZA Siregar saat menerima nakes non ASN tersebut mengatakan pihaknya akan mempelajari tuntutan. Dan pihaknya akan perintahkan pihak Dinas kesehatan dan BKD untuk mempertanyakan ke pusat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022