Kehadiran Rumah Produksi Green Beand Maju Jaya Situmba Gunung Tua Baringin, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) betul-betul membawa berkah bagi warga sekitar.

Pagi menjelang siang, Jumat (29/7) dari balik meja panjang terlihat empat remaja puteri Desa Situmba tengah asik melalukan penyortiran (memisahkan sampah) dari biji kopi.

"Hasilnya lumayan juga untuk menambah uang saku (kuliah)," sebut Erna Harahap,  Deni Holila Siregar (keduanya mahasiswi UMTS), serta Fitri Sagala dan Hotmaina Harahap calon mahasiswa serentak.

Proses sortir biji kopi arabika Sipirok itu cukup mudah. Cerry petik merah yang di jemur hingga kadar air 12 lalu di kupas (huller). Sebelum proses roasting menjadi roast bean, biji kopi segar (green beand) asalan itu lebih dulu di sortir.

"Minimal remaja-remaja itu mengantongi Rp50 ribu dengan rincian Rp2 ribu per kilogram dari hasil penyortiran. Bahkan bisa capai Rp100 ribu, tergantung banyaknya," sebutnya.

Bila produksi (pesanan) kopi semakin banyak jumlah tenaga untuk melakukan  penyortiran juga semakin bertambah. Terkadang hingga 30 kepala keluarga.

"Selain meningkatkan produksi dan produktifitas, tujuan kita juga untuk  membantu mendorong ekonomi keluarga masyarakat setempat. Sepanjang kita bisa membantu mengapa tidak?," ujarnya.

Hal tersebut, kata Nanang yang saat itu bersama Hamdan Nasution, Ketua HKTI Tapsel, mendukung program pemerintah di bawah kepemimpinan Bupati Tapsel saat ini Dolly P.Pasaribu mewujudkan Tapsel yang sehat, cerdas, dan sejahtera.

Usaha Kopi Maju Jaya binaan PT PLN (Persero) Induk Unit Wilayah Sumut dan Bank Indonesia Perwakilan Sibolga ini, lanjutnya tidak lepas perhatian pemerintah.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022