Aneka karya seni para penyandang disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan dalam pertemuan Woman 20 (W20) Summit di Parapat, Danau Toba, Sumatera Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Semua kerajinan yang kita tampilkan disini adalah hasil karya anak-anak disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia," kata Direktur Program Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia Dede Radinal kepada ANTARA, Rabu malam.
Kerajinan tangan hasil karya penyandang disabilitas yang dipamerkan pada ajang pertemuan W20 Summit ini beragam, mulai dari tenun, lukisan, tas dan juga syal atau scarf leher.
"Scarf dan lukisan paling banyak dibeli para delegasi W20," katanya.
Melalui W20 Summit ini diharapkan bisa membuka peluang besar untuk karya anak-anak disabilitas di Indonesia menembus perdagangan internasional.
"Indonesia kaya akan budaya. Nah kita rasa bahwa pada kesempatan W20 ini bisa membuka peluang sebesar-besarnya buat anak-anak disabilitas Indonesia untuk lebih ke internasional," ujarnya.
Chair of W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyebutkan, W20 adalah engagement group dalam forum G20 yang mewakili suara perempuan.
Isu yang diangkat antara lain kesetaraan gender di ruang publik, kesehatan, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta pertahanan terhadap perempuan disabilitas dan perempuan pedesaan.
“Di bawah koordinasi W20, Indonesia dalam forum G20 membawa isu penting mengenai peran perempuan, khususnya di masa krisis pandemi, ekonomi, dan perubahan iklim,”ujar Adriani Uli Silalahi.
W20 Summit di Danau Toba mendatangkan para delegasi dari sejumlah dunia untuk memutuskan hal apa yang akan diajukan W20 untuk deklarasi di G20 pada Desember 2022.
“Isu prioritas W20 antara lain diskriminasi dan kesetaraan gender, inklusi ekonomi, perempuan marginal dan kesehatan,” ucapnya.
Peserta pertemuan sebanyak 56 dari India, Australia, Indonesia, Uni Eropa, Rusia, Italia, Singapura, Jepang, Perancis, Korea Selatan, Turki, Afrika Selatan, Argentina, Jerman, USA, Swedia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022