Setiap kejadian dalam hidup selalu menyisakan pelajaran yang dapat dipetik. Demikian juga yang dirasakan oleh Kusuma (35), warga Sokanegara, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Beberapa tahun lalu, setiap berbuka puasa di Bulan Ramadhan dia selalu mengonsumsi minuman dingin, makanan asam, pedas, dan juga makanan berbahan dasar tepung secara berlebihan. Setelahnya, dia sering merasakan perut menjadi kurang nyaman.
Momentum makan sahur juga beberapa kali dilewatkan, sehingga tubuhnya sering merasa sangat lemas dan tidak berenergi meskipun tak terlalu banyak aktivitas yang dilakukan.
Kondisi tubuh yang kurang fit dan bugar selama menjalankan ibadah puasa mengajarkan dia mengenai pentingnya pola hidup sehat dan asupan gizi seimbang selama menjalankan ibadah puasa.
Manajemen pengaturan makan dengan gizi seimbang hingga pengaturan waktu agar dapat tetap beribadah, bekerja, olah raga, istirahat, serta berpikir positif menjadi kebiasaan yang saat ini ia terapkan bukan hanya saat Ramadhan namun juga sepanjang tahun.
Ramadhan tahun ini, meskipun baru awal mula, namun ia sudah merasakan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Momentum berpuasa, dilaluinya makin penuh semangat karena tubuhnya saat ini terasa lebih bugar dan sehat.
Gizi Seimbang
Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Nurhati Febriani, Sp.GK, FINEM, AIFO-K mengatakan bahwa pengaturan makan melalui asupan gizi seimbang memang sangat diperlukan pada saat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan agar tetap bugar dan sehat serta imunitas terjaga dengan baik.
Terlebih saat ini pandemi belum berakhir, sehingga asupan gizi seimbang perlu dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini tentunya masih terdapat risiko paparan virus, sementara proses infeksi virus dan inflamasi dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi. Guna mencegah itulah perlu penghitungan kebutuhan energi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.
Pada Bulan Ramadhan, masyarakat yang menjalankan ibadah puasa tentunya juga harus tetap memperhatikan asupan gizi seimbang, terutama saat berbuka atau makan sahur guna mempertahankan berat badan yang ideal, mencegah kegemukan dan yang paling penting dapat menjaga kebugaran, kesehatan, dan imunitas.
Bisa dibayangkan, dengan tubuh yang sehat, berat badan yang ideal dan daya tahan tubuh yang optimal, tentunya akan mendukung kelancaran dalam beribadah sekaligus dapat memperkecil risiko paparan virus karena imunitas yang baik.
Untuk mewujudkan itu diperlukan sedikit usaha dan juga komitmen dari dalam diri, karena tanpa kesadaran yang muncul dari dalam diri sendiri maka akan sulit menjalankan segala sesuatunya secara konsisten.
Misalkan saat berbuka puasa dan makan sahur perlu diperhatikan kandungan mikronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak. Selain itu, tidak kalah penting kandungan mikronutrien seperti vitamin, mineral, dan air.
Konsumsi air ini perlu menjadi perhatian utama, air putih perlu dikonsumsi minimal delapan gelas sehari setelah berbuka puasa hingga sahur untuk memenuhi kebutuhan cairan.
Selain konsumsi air putih, ada beberapa hal lainnya yang dapat diterapkan agar tetap bugar selama berpuasa. Pertama jangan lewatkan makan sahur, tentunya dengan asupan nutrisi seimbang mulai dari karbohidrat kompleks, serat, dan protein.
Berikutnya, makan secukupnya saat berbuka dan sahur, jangan berlebihan, makan secara bertahap, mulai dari yang ringan hingga makan besar, dan kurangi makanan berminyak karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kenaikan kolesterol.
Selain itu, mengurangi makanan dan minuman yang manis serta menghindari konsumsi es, menghindari konsumsi makanan asam dan pedas secara berlebihan karena saat berpuasa saluran cerna tidak dilalui makanan sekitar 12 hingga 15 jam sehingga lambung akan lebih sensitif bila mengonsumsi makanan jenis itu.
Makanan dan minuman yang terlalu manis juga dapat dicerna lebih cepat sehingga makin cepat juga menimbulkan rasa lapar, sehingga perlu dihindari atau tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Dokter yang praktik di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara itu, menambahkan seseorang yang akan berpuasa juga sebaiknya tidak mengonsumsi kopi secara berlebihan karena akan menstimulasi tubuh untuk sering buang air kecil sehingga cairan tubuh dapat berkurang dan menyebabkan dehidrasi dan lemas.
Olah raga dengan intensitas ringan hingga sedang, tidur yang cukup, dan mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Sementara itu, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo juga menambahkan selain menjaga asupan gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat, masyarakat perlu tetap disiplin memperkuat protokol kesehatan.
Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, serta melengkapi diri dengan vaksinasi COVID-19 menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya untuk menjaga pola hidup sehat guna menjaga kondisi tubuh tetap prima dan bugar, termasuk pada Bulan Ramadhan.
Sosialisasi mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, pola hidup bersih dan sehat serta disiplin penerapan protokol kesehatan harus terus digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Dari narasi di atas, terdapat poin-poin penting yang tentunya perlu menjadi perhatian bersama, antara lain mengatur apa yang masuk ke dalam tubuh itu sangat penting, nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh harus dipenuhi.
Selain itu juga jangan mengonsumsi sesuatu secara berlebihan, terutama yang kurang baik bagi kesehatan, dan seharusnya setiap individu tidak perlu menunggu sakit karena berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan.
Mulai dari asupan pola makan, konsumsi air putih sesuai kebutuhan, pola tidur yang cukup, olah raga rutin, hingga menjaga protokol kesehatan agar tubuh tetap bugar dan imunitas tetap terjaga, penting untuk diperhatikan. Dan jangan lupa, berat badan ideal adalah bonus.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Beberapa tahun lalu, setiap berbuka puasa di Bulan Ramadhan dia selalu mengonsumsi minuman dingin, makanan asam, pedas, dan juga makanan berbahan dasar tepung secara berlebihan. Setelahnya, dia sering merasakan perut menjadi kurang nyaman.
Momentum makan sahur juga beberapa kali dilewatkan, sehingga tubuhnya sering merasa sangat lemas dan tidak berenergi meskipun tak terlalu banyak aktivitas yang dilakukan.
Kondisi tubuh yang kurang fit dan bugar selama menjalankan ibadah puasa mengajarkan dia mengenai pentingnya pola hidup sehat dan asupan gizi seimbang selama menjalankan ibadah puasa.
Manajemen pengaturan makan dengan gizi seimbang hingga pengaturan waktu agar dapat tetap beribadah, bekerja, olah raga, istirahat, serta berpikir positif menjadi kebiasaan yang saat ini ia terapkan bukan hanya saat Ramadhan namun juga sepanjang tahun.
Ramadhan tahun ini, meskipun baru awal mula, namun ia sudah merasakan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Momentum berpuasa, dilaluinya makin penuh semangat karena tubuhnya saat ini terasa lebih bugar dan sehat.
Gizi Seimbang
Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Nurhati Febriani, Sp.GK, FINEM, AIFO-K mengatakan bahwa pengaturan makan melalui asupan gizi seimbang memang sangat diperlukan pada saat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan agar tetap bugar dan sehat serta imunitas terjaga dengan baik.
Terlebih saat ini pandemi belum berakhir, sehingga asupan gizi seimbang perlu dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini tentunya masih terdapat risiko paparan virus, sementara proses infeksi virus dan inflamasi dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi. Guna mencegah itulah perlu penghitungan kebutuhan energi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.
Pada Bulan Ramadhan, masyarakat yang menjalankan ibadah puasa tentunya juga harus tetap memperhatikan asupan gizi seimbang, terutama saat berbuka atau makan sahur guna mempertahankan berat badan yang ideal, mencegah kegemukan dan yang paling penting dapat menjaga kebugaran, kesehatan, dan imunitas.
Bisa dibayangkan, dengan tubuh yang sehat, berat badan yang ideal dan daya tahan tubuh yang optimal, tentunya akan mendukung kelancaran dalam beribadah sekaligus dapat memperkecil risiko paparan virus karena imunitas yang baik.
Untuk mewujudkan itu diperlukan sedikit usaha dan juga komitmen dari dalam diri, karena tanpa kesadaran yang muncul dari dalam diri sendiri maka akan sulit menjalankan segala sesuatunya secara konsisten.
Misalkan saat berbuka puasa dan makan sahur perlu diperhatikan kandungan mikronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak. Selain itu, tidak kalah penting kandungan mikronutrien seperti vitamin, mineral, dan air.
Konsumsi air ini perlu menjadi perhatian utama, air putih perlu dikonsumsi minimal delapan gelas sehari setelah berbuka puasa hingga sahur untuk memenuhi kebutuhan cairan.
Selain konsumsi air putih, ada beberapa hal lainnya yang dapat diterapkan agar tetap bugar selama berpuasa. Pertama jangan lewatkan makan sahur, tentunya dengan asupan nutrisi seimbang mulai dari karbohidrat kompleks, serat, dan protein.
Berikutnya, makan secukupnya saat berbuka dan sahur, jangan berlebihan, makan secara bertahap, mulai dari yang ringan hingga makan besar, dan kurangi makanan berminyak karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kenaikan kolesterol.
Selain itu, mengurangi makanan dan minuman yang manis serta menghindari konsumsi es, menghindari konsumsi makanan asam dan pedas secara berlebihan karena saat berpuasa saluran cerna tidak dilalui makanan sekitar 12 hingga 15 jam sehingga lambung akan lebih sensitif bila mengonsumsi makanan jenis itu.
Makanan dan minuman yang terlalu manis juga dapat dicerna lebih cepat sehingga makin cepat juga menimbulkan rasa lapar, sehingga perlu dihindari atau tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Dokter yang praktik di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara itu, menambahkan seseorang yang akan berpuasa juga sebaiknya tidak mengonsumsi kopi secara berlebihan karena akan menstimulasi tubuh untuk sering buang air kecil sehingga cairan tubuh dapat berkurang dan menyebabkan dehidrasi dan lemas.
Olah raga dengan intensitas ringan hingga sedang, tidur yang cukup, dan mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Sementara itu, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo juga menambahkan selain menjaga asupan gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat, masyarakat perlu tetap disiplin memperkuat protokol kesehatan.
Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, serta melengkapi diri dengan vaksinasi COVID-19 menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya untuk menjaga pola hidup sehat guna menjaga kondisi tubuh tetap prima dan bugar, termasuk pada Bulan Ramadhan.
Sosialisasi mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, pola hidup bersih dan sehat serta disiplin penerapan protokol kesehatan harus terus digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Dari narasi di atas, terdapat poin-poin penting yang tentunya perlu menjadi perhatian bersama, antara lain mengatur apa yang masuk ke dalam tubuh itu sangat penting, nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh harus dipenuhi.
Selain itu juga jangan mengonsumsi sesuatu secara berlebihan, terutama yang kurang baik bagi kesehatan, dan seharusnya setiap individu tidak perlu menunggu sakit karena berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan.
Mulai dari asupan pola makan, konsumsi air putih sesuai kebutuhan, pola tidur yang cukup, olah raga rutin, hingga menjaga protokol kesehatan agar tubuh tetap bugar dan imunitas tetap terjaga, penting untuk diperhatikan. Dan jangan lupa, berat badan ideal adalah bonus.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022