Asesoc Prof. Dr. H. Syafruddin Ritonga MAP mengatakan  ada 50 persen warga di Sumatera Utara tidak mengetahui dirinya menderita diabetes.

Karenanya, gencar kampanyekan pengenalan dan pencegahan penyakit ini kepada masyarakat. Teranyar, Ketua Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) Cabang Medan ini berkeliling Serdang Bedagai untuk melakukan sosialisasi.

“Di sini ada sekitar 25 orang hadir. Dan berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah yang baru kita lakukan, ada sekitar 4 orang terdeteksi pra diabetes. Dan satu orang terdeteksi diabetes dengan hasil cek gula darah lebih dari 500 (mg/dL). Mereka mungkin tidak tahu sudah diabetes,” ucapnya saat Workshop Komunikasi Diabetes Mellitus di Aula Data Center Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei), Kamis (9/12).

Menurut Syafruddin, dirinya menganggap diabetes merupakan penyakit yang cukup menyakitkan. Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat akan sangat berbahaya.

“Seperti luka pada penderita diabetes akan sulit sembuh. Kalaupun sembuh akan memakan waktu lama pengobatannya,” jelas dia.

Pria yang sudah 40 tahun hidup dengan diabetes ini pun berbagi pengalamannya dalam penanganan diabetes. Satu antaranya, seorang penderita diabetes tidak di sarankan memakai sepatu bertali.

“Lantaran khawatirnya, saat sepatu di ikat, urat syaraf yang ada di kaki bisa putus,” tutur Dosen FISIP & Pascasarjana Psikologi Universitas Medan Area ini.

Syafruddin bilang, bagi penderita diabetes penyakit gangren dan komplikasi yang paling ditakuti. Karena komplikasi bisa menyebabkan cuci darah. Istilah kedokteran, gangren merupakan jaringan mati yang disebabkan oleh infeksi atau kurangnya aliran darah. Kondisi ini sering mempengaruhi jari kaki, jari, dan anggota badan. Juga dapat mempengaruhi otot dan organ.

“Dan berdasarkan penelitian kita di RS Adam Malik Medan, sekitar 50 persen pasien infeksi menderita diabetes,” tutur Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Kota Medan ini.

Syafruddin juga menuturkan angka penderita diabetes di Indonesia 1 banding 11. Berdasarkan data IDF Atles 2019, Indonesia berada di urutan ke-7, dari data 10 negara penderita diabetes (dewasa 20-79 tahun). Kemudian pada tahun 2021 Indonesia naik ke urutan ke-5.

“Dan di tahun 2035, Indoensia di perkirakan ranking menjadi 1 di dunia. Lebih tinggi dari China. Makanya, dengan sosialisasi kita ingin 50 persen warga yang tidak tahu dirinya diabetes bisa mengetahui. Sehingga bisa melakukan antisipasi,” jelas dosen S3 UIN Sumut ini.

Dalam kegiatan ini, Syafruddin menjelaskan ada 8 gejala-gejala diabetes yang perlu di waspadai warga. Yakni cepat haus, banyak buang air kecil, cepat lapar, berat badan turun, cepat lelah. Kemudian, penglihatan kabur, pemulihan luka lama, warna kulit gelap.

Meski mewanti kenaikan gula darah di atas normal, atau di atas 150 mg/dL, Syafruddin pun meminta agar waspada juga dengan gula darah rendah bagi penderita diabetes. Lantaran gula darah di bawah 40 mg/dL juga berbahaya.

“Ibu saya meninggal karena gula darah terlalu rendah ini. Makanya saya selalu sedia bonbon (permen). Karena ini cepat menaikkan gula darah,” tuturnya.

Makanya Syafruddin mengaku akan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat. Sehingga angka 50 persen warga yang tidak tahu dirinya menderita diabetes dapat berkurang. Dengan begitu bisa  menurunkan angka diabetes di Indonesia, khususnya Sumatera Utara (Sumut).

Sebelumnya, Sekretaris Diskominfo Sergei mewakili Kadis Kominfo Sergai Drs H Akmal AP M.Si menuturkan penyakit diabetes sudah menjadi hal umum yang masyarakat kenal. Namun, memang belum banyak yang mengetahui hasilnya.

“Karenanya kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kami dari kominfo akan menginformasikan ke masyarakat, sehingga program dapat tersebarluaskan ke masyarakat,” terangnya.

Usai workshop, Syafruddin dan rombongan foto bersama dengan Bupati Sergei H. Dharma Wijaya, Wakil Bupati Sergei H. Adlin Umar Yusri Tambunan dan Sekda Sergei Faisal Hasrimy dan ibu-ibu Dharma Wanita Sergei.

Selain di Dinas Kominfo Sergei, pada hari yang sama, Syafruddin juga melakukan pengabdian masyarakat di MAS Muhammadiyah 13 Sei Rampah dan MTS Muhammadiyah 16 Sei Rampah. 
 

Pewarta: Rilis

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021