BMKG Stasiun Klimatologi, Deli Serdang menerima supervisi Partikulate Matter (PM) 2.5 dari ke Deputian Klimatologi dan Kejaksaan Jumat 3 Desember 2021 untuk peningkatan pemantauan kualitas Udara di Deli Serdang.

Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Syafrinal menjelaskan, monitoring PM 2.5 telah terpasang dari September 2021 di Taman Alat Stasiun Klimatologi Deli Serdang. 

PM 2.5 dapat di artikan sebagai partikula atmosfer yang merupakan polutan udara yang berukuran sangat kecil, sekitar 2.5 mikro. 

Umumnya campuran partikel padat dan cair ini ditemukan di udara dalam bentuk debu, kotoran, jelaga dan asap. PM 2.5 ini bisa meningkat akibat udara panas, kebakaran dan polusi lingkungan, sebut Syafrinal. Pemasangan peralatan monitoring PM 2.5 ini tentunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Deli Serdang dan sekitarnya.

Baca juga: Dua siklon tropis pengaruhi tinggi gelombang perairan Indonesia

Kegiatan supervisi ini dihadiri langsung oleh Plt. Deputi Klimatologi, Dr. Urip, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan Dr. Ardhasena, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Hartanto, Kejaksaan Agung dan Kepala UPT di lingkungan Balai Besar MKG Wilayah I.

Plt. Deputi Klimatologi Dr. Urip menjelaskan, untuk mendukung program nasional dalam peningkatan kualitas udara di Indonesia, BMKG dalam tupoksinya berperan aktif dalam memberikan informasi kualitas udara dengan melakukan monitoring udara dengan PM 2.5. 

Sumber PM 2.5 dapat bersumber dari alam dan buatan. Sumber alam datang dari garam laut, debu, dan abu vulkanik, dan buatan bersumber dari pembakaran batubara, pembakaran hutan dan pembakaran biomasa seperti pertanian dan pembukaan lahan, sebutnya. 

PM 2.5 ini sangat berdampak pada Kesehatan yang dapat mengendap di permukaan dan bagian paru-paru dalam. 

Sementara Dr. Ardhasena, sebagai Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan menjelaskan level kualitas udara di Indoensia berdasarkan polusi udara PM 2.5 dibagi menjadi 5 level yaitu Level baik( 0-15 µgram/m3), Level sedang (16-65 µgram/m3),  Tidak sehat ( 66-150 µgram/m3),  Sangat tidak sehat (151-250 µgram/m3), dan  Level berbahaya ( >250 µgram/m3).



 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021