Bisa keluar dari cengkeraman tengkulak itu menjadi dasar kuat Pengajian Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Amaliah Akbar, Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) membentuk koperasi bagi anggotanya.

Akhirnya, sebanyak 634 orang wanita tani yang bergabung dalam BKMT Amaliah Akbar tersebut kini tidak tidak bergantung tengkulak (rentenir) lagi untuk menutupi kebutuhan pertaniannya termasuk menebus pupuk dari pengecer.

Ketua BKMT Amaliah Akbar, Hj Rosmawati Siregar yang menghubungi ANTARA melalui selularnya, Selasa (30/11) malam, mengatakan, Koperasi BKMT Amaliah yang diketuai Hj Ansoria Siregar itu kini maju pesat dan masuk terbaik keempat di Sumatera Utara. 

Baca juga: Jelang musim tanam padi, petani Muaratais Tapsel lakukan perburuan tikus

Dia mengisahkan, Pengajian BKMT Amaliah Akbar terbentuk 29 Juli 2005, dan sekitar tahun 2010 mendirikan koperasi dengan iuaran anggota masih Rp1.000 per bulan dan terus meningkat hingga akhirnya sekarang menjadi Rp5.000 per bulannya (setiap pertemuan).

"Anggotanya sekarang berjumlah 803 orang wanita tani berasal dari delapan desa dua kelurahan, dan sebanyak 643 orang di antaranya sudah bergabung dalam 88 kelompok tani di wilayah ini. Terbentuk berkat Syahrul M. Pasaribu yang saat itu menjabat bupati," katanya. 

Bahkan seluruh 643 orang wanita tani itu kini mendapat pinjaman syariah uang koperasi BKMT sebesar Rp700.000 dalam sekali musim tanam, yang tujuannya memfasilitasi anggota agar mudah menebus pupuk subsidi di kios yang kerap menjadi keluhan bagi petani lain. 

Baca juga: Nihil kasus baru COVID-19, Pemkab Tapsel genjot vaksinasi yang sudah 47 persen lebih

"Bagi anggota yang tidak masuk kelompok tani mereka membeli pupuk yang non subsidi. Uang koperasi dikembalikan setelah musim panen pertama sebesar Rp720 ribu, demikian musim panen kedua dan seterusnya," sebutnya. 

Kelebihan pengembalian uang koperasi senilai Rp20 ribu sebagai zakat, dikumpul dan akan dibagikan di akhir tahun (tutup buku) semisal berbentuk gula pasir yang dibagikan kepada seluruh anggota BKMT Amaliah Akbar. 

Kalau perkembangan soal asset BKMT sepanjang 10 tahun terakhir, terangnya, sudah bernilai miliaran rupiah untuk kebutuhan pengajian mulai dari taratak, peralatan masak memasak, tambah modal koperasi. 

"Yang jelas perjalanan koperasi kita tidak pernah terkendala, lancar. Kesadaran anggota akan kewajibannya cukup tinggi. Soalnya Ibu-ibu wanita tani menyadari sebelumnya ketika berhubungan dengan tengkulak. Mencekik leher," ujar Ansoria Siregar menimpali. 

Diketahui, Kelompok Pengajian BKMT Amaliah Akbar sejak terbentuk memiliki dua program yakni pertama sosial (kemasyarakatan dan keagamaan) dan kedua koperasi untuk membantu meringankan beban anggota untuk mendapatkan pupuk kebutuhan padi sawah mereka. 

"Dalam upaya peningkatan produktifitas pertanian padi sawah, pengurus BKMT selalu proaktif berinteraksi dengan seluruh Petugas Penyuluh Pertanian juga Nataliana Siagian selaku Koordinator BPP Arse Dinas Pertanian Tapsel," kata Ansoria.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021