Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution mengusulkan agar pembangunan "fly over" (jalan layang) diganti menjadi "underpass" (jalan bawah tanah) di Jalan Gatot Subroto.
"Jika fly over Gatot Subroto dibangun seperti tiga fly over yang sudah ada, saya menilai kurang tepat dari sudut estetika, sebab kawasan itu merupakan pintu masuk Kota Medan," tegas Bobby di Medan, Kamisb(11/11).
Usulan ini disampaikannya dalam pertemuan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumut Selamat Rasydi, dan Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut Bambang Pardede di Kantor Wali Kota Medan.
Baca juga: Pemkot Medan butuh dukungan masyarakat guna mewujudkan Kota Lama Kesawan
Wali Kota menerangkan, kondisi ketiga fly over yang sudah dibangun di Kota Medan, yakni Pulo Brayan, Amplas dan Jamin Ginting mayoritas kini di bawah jalan layang itu tampak kumuh.
Seperti diketahui, Jalan Gatot Subroto merupakan pintu masuk ke Kota Medan dari arah barat meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat serta Provinsi Aceh.
"Dari segi fungsi ketiga fly over sangat baik, tapi dari sudut estetika kurang menarik. Ditambah lagi di kawasan itu ada satu bangunan yang menunjang perekonomian. Atas dasar itulah saya mengusulkan dibangun underpass saja," tutur Bobby.
Apabila pembangunan underpass terkendala teknis genangan air, Wali Kota Medan tidak menolak jika pembangunan fly over dilaksanakan, tapi didesain seperti fly over di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.
"Kita berkaca tiga fly over yang ada, kondisinya kaku, sumpek dan kumuh. Tidak layak jadi pintu masuk Kota Medan, sehingga dikhawatirkan menurunkan minat investasi di kawasan itu," ungkap Wali Kota Bobby.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumut, Selamat Rasydi, mengatakan panjang fly over Jalan Gatot Subroto sekitar 737,44 meter dan luas tanah yang dibebaskan 8.558,47 meter per segi.
Pihaknya menampungnya dan akan mengkaji kembali fly over Jalan Gatot Subroto menjadi underpass, meski telah mempersiapkan desain pembangunan fly over.
"Kita survei kembali, jika memang memungkinkan. Dilihat dari segi estetika lebih pas kalau underpass. Kita bisa turun bersama-sama ke lapangan dengan tenaga ahli melihat langsung," jelas Selamat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Jika fly over Gatot Subroto dibangun seperti tiga fly over yang sudah ada, saya menilai kurang tepat dari sudut estetika, sebab kawasan itu merupakan pintu masuk Kota Medan," tegas Bobby di Medan, Kamisb(11/11).
Usulan ini disampaikannya dalam pertemuan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumut Selamat Rasydi, dan Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut Bambang Pardede di Kantor Wali Kota Medan.
Baca juga: Pemkot Medan butuh dukungan masyarakat guna mewujudkan Kota Lama Kesawan
Wali Kota menerangkan, kondisi ketiga fly over yang sudah dibangun di Kota Medan, yakni Pulo Brayan, Amplas dan Jamin Ginting mayoritas kini di bawah jalan layang itu tampak kumuh.
Seperti diketahui, Jalan Gatot Subroto merupakan pintu masuk ke Kota Medan dari arah barat meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat serta Provinsi Aceh.
"Dari segi fungsi ketiga fly over sangat baik, tapi dari sudut estetika kurang menarik. Ditambah lagi di kawasan itu ada satu bangunan yang menunjang perekonomian. Atas dasar itulah saya mengusulkan dibangun underpass saja," tutur Bobby.
Apabila pembangunan underpass terkendala teknis genangan air, Wali Kota Medan tidak menolak jika pembangunan fly over dilaksanakan, tapi didesain seperti fly over di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.
"Kita berkaca tiga fly over yang ada, kondisinya kaku, sumpek dan kumuh. Tidak layak jadi pintu masuk Kota Medan, sehingga dikhawatirkan menurunkan minat investasi di kawasan itu," ungkap Wali Kota Bobby.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumut, Selamat Rasydi, mengatakan panjang fly over Jalan Gatot Subroto sekitar 737,44 meter dan luas tanah yang dibebaskan 8.558,47 meter per segi.
Pihaknya menampungnya dan akan mengkaji kembali fly over Jalan Gatot Subroto menjadi underpass, meski telah mempersiapkan desain pembangunan fly over.
"Kita survei kembali, jika memang memungkinkan. Dilihat dari segi estetika lebih pas kalau underpass. Kita bisa turun bersama-sama ke lapangan dengan tenaga ahli melihat langsung," jelas Selamat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021