Akademisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Arifin Saleh Siregar, menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution merupakan bentuk pengabdian seorang pemimpin.

"Wali kota turun ke lokasi tanpa kenal waktu, itu artinya dia paham. Jika sudah memahaminya, maka apa yang dilakukannya suatu bentuk pengabdian dan bukan lagi keterpaksaan," ucap Arifin di Medan, Sabtu (6/11).

Baca juga: Wali Kota Medan ingin dekat warganya lewat "Safari Jumat".

Pihaknya mengapresiasi sikap Bobby Nasution turun langsung memantau korban 11 rumah warga yang rusak diterjang angin kencang puting beliung di Kelurahan Binjai, Medan Denai pada Sabtu (30/11) malam. 

Melihat kondisi warganya yang ditimpa bencana ini, Wali Kota Medan langsung menginstruksikan BPBD setempat segera menyalurkan bantuan matras atau tikar dan selimut di malam itu juga.

Atas kecekatannya tersebut, sambung Arifin, seluruh jajaran di lingkungan Pemkot Medan, terutama OPD harus mampu bergerak cepat untuk mengikuti ritme kinerja Bobby Nasution.

Sebab apa yang dilakukan Wali Kota Medan juga berlaku bagi seluruh jajaran yang ada. "Wajah Kota Medan juga terletak di tangan para jajarannya, jadi semua harus mengikuti ritme kinerja pak wali," terangnya.

Arifin yang juga merupakan Dekan Fisip UMSU ini mengharapkan agar Wali Kota Medan melakukan hal yang sama di semua tempat, sehingga masyarakat merasa terlindungi dan diperhatikan. 

Oleh karenanya, imbuh dia, Bobby Nasution harus selalu menyiapkan waktu memberikan penanganan, perlindungan dan perhatian, sehingga menjadi harapan masyarakat.

"Apalagi kemarin pak wali bukan hanya sekedar memantau, tapi juga melihat bagaimana kondisi parit dan drainase yang harusnya berfungsi dengan baik," tuturnya.

"Yang dilakukan pak wali merupakan langkah sangat tepat, dan semua jajaran OPD di lingkungan Pemkot Medan harus mampu mencontohnya," pesan Arifin.
 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021