Pebalap Ducati Francesco Bagnaia menuju GP Emilia Romagna akhir pekan ini dengan harapan menjaga asa perebutan gelar juara dunia MotoGP ketika rival utamanya, Fabio Quartararo mengantongi match poin dengan keunggulan 52 poin.
Dengan tiga balapan tersisa hingga akhir musim, Bagnaia masih berpeluang menunda terkuncinya gelar lebih dini apalagi sang pebalap Italia telah membuktikan dirinya mampu memenangi balapan pertama di Misano pada 19 September lalu.
Di GP San Marino, Bagnaia tampil dominan sepanjang akhir pekan setelah mengamankan pole position dengan memecahkan rekor sirkuit tersebut sebelum meraih kemenangan kedua secara beruntun musim ini dengan memimpin balapan sedari start hingga finis.
Tugas Bagnaia menjaga asanya cukup mudah. Dia harus mengalahkan sang pebalap Yamaha di Misano karena apabila Quartararo memenangi balapan, maka ia akan otomatis mengunci gelar juara dunia.
"Pastinya sangat menyenangkan kembali membalai di Misano setelah kemenangan yang mengagumkan yang saya raih di sana di depan pendukung tuan rumah satu bulan lalu," kata Bagnaia dikutip laman resmi Ducati, Rabu.
"Di akhir pekan itu semuanya sempurna, dan dua tes pascalomba sangat positif bagi kami.
"Kendati demikian, kami harus tetap fokus. Rival-rival kami akan datang ke GP ini dengan lebih seiap, dengan suhu trek yang lebih rendah daripada satu bulan lalu. Akan penting bekerja baik sejak sesi pertama.
"Tujuannya adalah bertarung untuk kemenangan dan menjaga kejuaraan tetap terbuka hingga akhir."
Sirkuit Misano, yang dibangun pada 1972, rutin menggelar GP Italia di tahun 80-an dan awal 90-an.
Trek sepanjang 4,2km itu berjalan searah jarum jam sejak mengalami renovasi untuk memenuhi regulasi keselamatan MotoGP pada 2007 yang menempatkannya kembali ke kalender.
Perubahan tersebut termasuk pembuatan chicane baru, yang menyebabkan layout sirkuit sekarang ini terdiri dari enam tikungan ke kiri dan sepuluh ke kanan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Dengan tiga balapan tersisa hingga akhir musim, Bagnaia masih berpeluang menunda terkuncinya gelar lebih dini apalagi sang pebalap Italia telah membuktikan dirinya mampu memenangi balapan pertama di Misano pada 19 September lalu.
Di GP San Marino, Bagnaia tampil dominan sepanjang akhir pekan setelah mengamankan pole position dengan memecahkan rekor sirkuit tersebut sebelum meraih kemenangan kedua secara beruntun musim ini dengan memimpin balapan sedari start hingga finis.
Tugas Bagnaia menjaga asanya cukup mudah. Dia harus mengalahkan sang pebalap Yamaha di Misano karena apabila Quartararo memenangi balapan, maka ia akan otomatis mengunci gelar juara dunia.
"Pastinya sangat menyenangkan kembali membalai di Misano setelah kemenangan yang mengagumkan yang saya raih di sana di depan pendukung tuan rumah satu bulan lalu," kata Bagnaia dikutip laman resmi Ducati, Rabu.
"Di akhir pekan itu semuanya sempurna, dan dua tes pascalomba sangat positif bagi kami.
"Kendati demikian, kami harus tetap fokus. Rival-rival kami akan datang ke GP ini dengan lebih seiap, dengan suhu trek yang lebih rendah daripada satu bulan lalu. Akan penting bekerja baik sejak sesi pertama.
"Tujuannya adalah bertarung untuk kemenangan dan menjaga kejuaraan tetap terbuka hingga akhir."
Sirkuit Misano, yang dibangun pada 1972, rutin menggelar GP Italia di tahun 80-an dan awal 90-an.
Trek sepanjang 4,2km itu berjalan searah jarum jam sejak mengalami renovasi untuk memenuhi regulasi keselamatan MotoGP pada 2007 yang menempatkannya kembali ke kalender.
Perubahan tersebut termasuk pembuatan chicane baru, yang menyebabkan layout sirkuit sekarang ini terdiri dari enam tikungan ke kiri dan sepuluh ke kanan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021