Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution menyampaikan terlalu sedikit dana bagi hasil PDAM Tirtanadi senilai Rp 70 juta per tahun,

"kami merasa itu terlalu kecil dan sedikit karena pelanggan PDAM Tirtanadi yang terbesar itu berada di Kota Padangsisimpuan bukan di Kabupaten Tapanuli Selatan, kami berharap ada kajian ke depannya," katanya, Rabu.

"Itu perlu kajian mendalam biar tidak ada komunikasi yang salah ke depannya," tambahnya.

PDAM Tirtanadi yang berada di Kota Padangsidimpuan sampai sekarang masih bagian dari Tabagsel atau masih kabupaten induk (Tapanuli Selatan).

Baca juga: Roby Napitupulu pimpin PBVSI Kota Padangsidimpuan

Untukl itu ia menilai  perlu dilakukan kajian terhadap MoU atau kerja sama untuk melihat secara faktual karena Kota Padangsidimpuan sudah menjadi daerah otonom dan sudah berbeda dengan Tapanuli Selatan. Sumber pelanggan PDAM Tirtanadi di wilayah Tabagsel ini terbesar dari kota Padangsidimpuan.

"Secara data pelanggan terbesar itu ada di Kota Padangsidimpuan bukan di Tapanuli Selatan, jika ada terdapat pelanggan terbanyak di Tapanuli Selatan itu data yang salah, karena Kota Padangsidimpuan sudah memekarkan diri dari Kabupaten Tapanuli Selatan masa itu kabupaten induk," tegas Irsan. 

Sementara itu Dirut PDAM Tirtanadi Kabir Bedi menyampaikan pihaknya akan  mencari solusinya bagaimana Pemkot Padangsidimpuan, Pemprov  Sumatera Utara dan PDAM Tirtanadi dapat saling menguntungkan.

"Untuk terkait MoU kita akan mempercepat review perjanjian tersebut dengan tujuan utama peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan pelanggan," katanya.
 

Pewarta: Khairul Arief

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021