Founder Asosiasi Punggawa Wirausaha Nusantara, Iwan Setiawan, bahwa tren merubah wajah kini semakin banyak digemari oleh pengguna ponsel pintar. 

"Selain menawarkan filter yang menarik, aplikasi merubah wajah ini juga bisa didapatkan secara mudah oleh pengguna," katanya pada webiner Literasi Digital untuk Labuhanbatu, Senin, 2 Agustus 2021.

Aplikasi merubah wajah tentunya dibuat sebagai bentuk hiburan pengguna dalam berekspresi. Namun, pengguna juga harus tahu mungkin ada sebagian orang yang tidak menyukai aktivitas memanipulasi gambar secara digital seperti ini. Hal ini tentunya membuat Anda harus lebih bijak dalam menggunakan aplikasi. 

Baca juga: Selama pandemi, transaksi digital meningkat sangat pesat

Iwan selanjutnya menerangkan untuk menggunakan aplikasi ubah wajah hanya sebagai hiburan saja dan tidak bertentangan dengan norma norma yang ada serta tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Dilanjutkan dengan pilar Kecakapan Digital oleh Wien Aaulia (Pengajar dan Social Activation) yang membawakan  tema “Digital Skills in Action : Sukses Belajar Online Ddengan Kemampuan Literasi Digital".

Wien secara singkat menerangkan saat ini ada paradigma baru dalam metode pembelajaran yaitu serba online seperti e assigment, e library, e teacher dan e test, url address. 

Tujuan Literasi Digital dalam konteks ini adalah pendidik ( Guru/Dosen ) , orang tua dan peserta didik bisa mengenal dan memiliki kemampuan Literasi Digital.

Ciri dari pembelajaran online menurut Wien antara lain penggunaan elektronik berbasis komputer, penggunaan hardware dan software, jaringan internet, pemanfaatan multimedia dan sebagainya. 
Untuk pemilihan media belajar perlu adanya pertimbangan ACTION, yakni Accsess, Cost, Technology, Interactivity, Organization dan Novelty. 

Diakhir pemaparannya, Wien memberikan tips sebagai berikut : disiplin waktu, persiapan perangkat online untuk pembelajaran, dan menjalin komunikasi antara siswa, guru dan orang tua.        

Narasumber terakhir oleh Dra. Samsinar (Ketua MGMP PAI SMP Labuhan Batu) yang menjelaskan tentang penerapan Digital Ethics yaitu memahami konsep literasi, menjaga privasi orang lain, tidak menggunakan kata vulgar dan menghargai hasil orang lain. 

Etika di alam digital menurut Samsinar adalah bijak dalam memilih konten yang akan di posting, tidak mudah terpengaruh dan selalu check and re check, pemilihan narasi yang edukatif, dan stabilkan emosi saat menggunakan media sosial. 

Manfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi, sebagai media bisnis di masa pandemi, sebagai media dakwah, belajar dan sebagai media kolaburasi untuk menghasilkan karya positif.

Webinar diakhiri oleh Rini Wulandari (Pemenang Indonesia IDOL 2007 sekaligus influencer) yang menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber.

Antara lain jangan sembarangan untuk menggunakan aplikasi ubah wajah yang akan berdampak negatif, adanya pembaharuan di ranah pendidikan pada masa teknologi digital.

Di mana orang tua dan guru sangat penting dalam menyikapinya. Sementara dalam menggunakan media sosial harus lebih bijak dan tidak terjebak dengan hal yang negatif.    




 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021