Pelaksanaan balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) 2021 akan mengadopsi sistem pelaksanaan Olimpiade Tokyo dengan mengatur pola pergerakan pebalap, ofisial dan penyelenggara agar bisa berjalan sukses sehingga tidak menjadi cluster baru COVID-19.
"Tim teknis harus mempelajari protokol pelaksanaan Olimpiade Tokyo untuk diadopsi dalam TdS 2021 sehingga bisa tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi," kata Wakil Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Jadi Rajaguguk dalam Rapat Koordinasi TdS 2021 di Batusangkar, Kamis.
Di Olimpiade, kata dia, saat kontingen dan ofisial sampai di Tokyo langsung tes swab PCR dan menjalani karantina selama 14 hari. Keringanan diberikan bagi kontingen sehingga isolasi tidak sampai selama itu.
Namun pergerakan sangat dibatasi sesuai penerapan prinsip bubble system (karantina) yaitu hanya diperbolehkan dari hotel ke venue pertandingan. Tidak boleh ke tempat lain bahkan mengunjungi wisma atlet.
Baca juga: Pogacar juara Tour de France dua kali beruntun
Konsep itu harus diterapkan pula pada TdS 2021. Pebalap dan ofisial hanya diberi ruang pergerakan dari hotel tempat menginap ke lokasi lomba sehingga benar-benar terjaga.
Tidak itu saja, penyelenggara dan pejabat setempat yang tidak terdaftar dalam sistem registrasi elektronik, tidak diperkenankan untuk berada di lokasi pertandingan yang telah dikarantina.
Ia menyatakan PB ISSI memiliki tanggung jawab besar terhadap suksesnya pelaksanaan TdS 2021, karena kejuaraan balap sepeda internasional ini sebenarnya sudah menjadi salah satu aset bangsa.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Novrial mengatakan pengalaman PB ISSI saat membawa atlet ke Olimpiade Tokyo itu sangat besar artinya dalam kesuksesan penyelenggaraan TdS 2021. Tim teknis harus mempelajari pengalaman itu untuk diterapkan dalam pelaksanaan kejuaraan kebanggaan masyarakat Sumbar itu.
Ia mengatakan TdS 2021 sebagai role model dari modern sport tourism terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara harus bisa menunjukkan konsep pelaksanaan yang matang dan terukur dalam masa pandemi.
Sebagai Sport Tourism, TdS 2021 menghadirkan sesuatu yang baru yaitu Singkarak Grand Fondo yang selama ini belum pernah dilakukan. Dalam konsep itu, para penggiat balap sepeda dan penghobi bisa menjajal dan merasakan keindahan rute TdS.
Pada TdS 2021, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kembali ikut menjadi salah satu tuan rumah sehingga pelaksanaan kejuaraan kembali menyertakan dua provinsi.
TdS 2021 direncanakan digelar dalam lima etape pada 16-21 Oktober 2021 melibatkan dua kota dan dua kabupaten di Sumbar dan satu kabupaten di Jambi, sementara Singkarak Grand Fondo pada 23-24 Oktober 2021.
Sementara Gubernur Sumatera Barat melalui staf ahli M.Yani mengatakan pelaksanaan TdS 2021 harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dalam pelaksanaan kali ini efek ekonominya juga bisa diukur dengan penerapan e register dan e money untuk transaksi ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Tim teknis harus mempelajari protokol pelaksanaan Olimpiade Tokyo untuk diadopsi dalam TdS 2021 sehingga bisa tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi," kata Wakil Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Jadi Rajaguguk dalam Rapat Koordinasi TdS 2021 di Batusangkar, Kamis.
Di Olimpiade, kata dia, saat kontingen dan ofisial sampai di Tokyo langsung tes swab PCR dan menjalani karantina selama 14 hari. Keringanan diberikan bagi kontingen sehingga isolasi tidak sampai selama itu.
Namun pergerakan sangat dibatasi sesuai penerapan prinsip bubble system (karantina) yaitu hanya diperbolehkan dari hotel ke venue pertandingan. Tidak boleh ke tempat lain bahkan mengunjungi wisma atlet.
Baca juga: Pogacar juara Tour de France dua kali beruntun
Konsep itu harus diterapkan pula pada TdS 2021. Pebalap dan ofisial hanya diberi ruang pergerakan dari hotel tempat menginap ke lokasi lomba sehingga benar-benar terjaga.
Tidak itu saja, penyelenggara dan pejabat setempat yang tidak terdaftar dalam sistem registrasi elektronik, tidak diperkenankan untuk berada di lokasi pertandingan yang telah dikarantina.
Ia menyatakan PB ISSI memiliki tanggung jawab besar terhadap suksesnya pelaksanaan TdS 2021, karena kejuaraan balap sepeda internasional ini sebenarnya sudah menjadi salah satu aset bangsa.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Novrial mengatakan pengalaman PB ISSI saat membawa atlet ke Olimpiade Tokyo itu sangat besar artinya dalam kesuksesan penyelenggaraan TdS 2021. Tim teknis harus mempelajari pengalaman itu untuk diterapkan dalam pelaksanaan kejuaraan kebanggaan masyarakat Sumbar itu.
Ia mengatakan TdS 2021 sebagai role model dari modern sport tourism terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara harus bisa menunjukkan konsep pelaksanaan yang matang dan terukur dalam masa pandemi.
Sebagai Sport Tourism, TdS 2021 menghadirkan sesuatu yang baru yaitu Singkarak Grand Fondo yang selama ini belum pernah dilakukan. Dalam konsep itu, para penggiat balap sepeda dan penghobi bisa menjajal dan merasakan keindahan rute TdS.
Pada TdS 2021, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kembali ikut menjadi salah satu tuan rumah sehingga pelaksanaan kejuaraan kembali menyertakan dua provinsi.
TdS 2021 direncanakan digelar dalam lima etape pada 16-21 Oktober 2021 melibatkan dua kota dan dua kabupaten di Sumbar dan satu kabupaten di Jambi, sementara Singkarak Grand Fondo pada 23-24 Oktober 2021.
Sementara Gubernur Sumatera Barat melalui staf ahli M.Yani mengatakan pelaksanaan TdS 2021 harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dalam pelaksanaan kali ini efek ekonominya juga bisa diukur dengan penerapan e register dan e money untuk transaksi ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021