Pemandian alam di Kabupaten Simalungun masih menjadi pilihan masyarakat dari berbagai daerah dalam memanfaatkan waktu libur akhir pekan.
Satu di antaranya Karang Anyer di Kecamatan Gunung Maligas. Air sejuk dari sumber mata air perbukitan, andalan objek wisata yang dibuka untuk umum pada tahun 1972.
"Mulai ramai di tahun 80-an (1980) sampai tahun 2000-an," sebut Wati (57), warga setempat yang buka kedai makanan minuman.
Baca juga: PT TPL kedepankan pendekatan kemitraan dengan masyarakat adat
Pada masa-masa itu tidak ada waktu kosong kunjungan. Setiap hari didatangi pengunjung dari berbagai daerah, apalagi akhir pekan dan libur umum.
Warga setempat pun membuka usaha makanan minuman, perparkiran dan permainan anak-anak di lokasi pemandian untuk melengkapi sajian sumber daya alam yang ada.
Namun, merebaknya virus Corona pada Maret 2019 dan pernah ditetapkannya kawasan itu dengan status isolasi, memberi dampak buruk bagi pelaku wisata setempat.
Sebagian tempat usaha tidak mampu bertahan, karena tingkat kunjungan menurun drastis.
"Sekarang ini tamu (pengunjung) datang hanya Hari Minggu, jumlahnya jauh berkurang," kata Wati.
Dia berharap anti virus Corona secepatnya ditemukan supaya masa pandemi COVID-19 segera berakhir dan kunjungan ramai lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Satu di antaranya Karang Anyer di Kecamatan Gunung Maligas. Air sejuk dari sumber mata air perbukitan, andalan objek wisata yang dibuka untuk umum pada tahun 1972.
"Mulai ramai di tahun 80-an (1980) sampai tahun 2000-an," sebut Wati (57), warga setempat yang buka kedai makanan minuman.
Baca juga: PT TPL kedepankan pendekatan kemitraan dengan masyarakat adat
Pada masa-masa itu tidak ada waktu kosong kunjungan. Setiap hari didatangi pengunjung dari berbagai daerah, apalagi akhir pekan dan libur umum.
Warga setempat pun membuka usaha makanan minuman, perparkiran dan permainan anak-anak di lokasi pemandian untuk melengkapi sajian sumber daya alam yang ada.
Namun, merebaknya virus Corona pada Maret 2019 dan pernah ditetapkannya kawasan itu dengan status isolasi, memberi dampak buruk bagi pelaku wisata setempat.
Sebagian tempat usaha tidak mampu bertahan, karena tingkat kunjungan menurun drastis.
"Sekarang ini tamu (pengunjung) datang hanya Hari Minggu, jumlahnya jauh berkurang," kata Wati.
Dia berharap anti virus Corona secepatnya ditemukan supaya masa pandemi COVID-19 segera berakhir dan kunjungan ramai lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021