BMKG Wilayah I Medan bersama Universitas Methodist Indonesia (UMI) melakukan penjajakan kerjasama di gedung aula BBMKG Wilayah I, Selasa (29/6).
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I, Hartanto ST, MM menerima audensi Rektor UMI beserta rombongan.
Dalam kesempatan itu ia menjelaskan keterbukan pelayanan data dan informasi MKG perlu untuk di kembangkan dalam bidang riset bersama dengan perguruan tinggi.
Baca juga: BMKG catat 22 gempa di Sumut-Aceh pekan keempat Juni 2021
Saat ini, pelayanan data informasi MKG harus berbasis dampak, adanya peningkatan bencana hidro meteorology dan geofisika di Sumatera Bagian Utara mendorong BMKG untuk tetap prima dalam menyebarluaskan informasi ke masyarakat dan perguruan tinggi.
"Hadirnya perguruan tinggi akan memberi kemudahan dalam percepatan informasi bencana berbasis zero impact," katanya.
Dalam audensi kepala BBMKG dihadiri juga oleh Koordinator Bidang Data dan Informasi, Bidang Observasi dan Instrumen Jaringan dan Kepala Tata USsaha BBMKG Wilayah I.
Dalam diskusi nya BMKG saat ini telah memiliki teknologi dan instrument yang dipasang di beberapa wilayah dalam menghasilkan data baik itu jaringan pos hujan, jaringan gempabumi, Automethic Weather Station (AWS), Radar dan Satelit Cuaca.
Pengenalan instrument dan teknologi di lingkungan BBMKG Wilayah I, bisa memberi gambaran dalam mendukung perguruan tinggi dalam meningkatkan kerjasama baik di bidang riset, merdeka belajar, kampus merdeka, magang dan perpanjangan sebaran informasi MKG.
Sementara Rektor UMI, Humuntal Rumapea menjelaskan, saat ini perguruan tinggi harus mampu meningkatkan kemampuan riset dan kerjasama dengan industrial, praktisi dan Lembaga Non Kementrian seperti BMKG.
Pelayanan BMKG saat ini sangat berperan dalam informasi pengurangan risiko bencana hidro meteorology baik di bidang cuaca, iklim dan kegempaan di Sumatera Utara.
"Dukungan layanan itu sangat didukung oleh peran teknologi, untuk itu kita mencoba melakukan kolaberasi dengan BMKG dalam bidang riset, pengolahan data, rekayasa alat dan membuka peluang kepada mahasiswa UMI dalam melakukan magang, penelitian dan peningkatan program merdeka belajar kampus merdeka perguruan tinggi," katanya.
Pentingnya sinergi dan kolaberasi antara BMKG dan UMI tentunya akan memberikan peluang dalam mendorong BMKG-UMI aktif dalam kajian dan pertukaran informasi khsusnya dibidang kebencanaan di Sumatera Utara, dan kerjasama BMKG dengan bidang fakultas UMI yang beririsan.
"Seperti Fakultas Ilmu Komputer dibidang Data Science dan Komputasi, Fakultas Pertanian dibidang pengenalan iklim dan pola tanam, dan Fakultas Kedokteran dibidang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan," kata Marzuki Sinambela sebagai peneliti BBMKG Wilayah I Medan.
Hasil diskusi ini nantinya akan menghasilkan kajian bagi mahasiswa, dosen, peneliti sebagai referensi dalam kebijakan dan kepentingan masyarakat pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I, Hartanto ST, MM menerima audensi Rektor UMI beserta rombongan.
Dalam kesempatan itu ia menjelaskan keterbukan pelayanan data dan informasi MKG perlu untuk di kembangkan dalam bidang riset bersama dengan perguruan tinggi.
Baca juga: BMKG catat 22 gempa di Sumut-Aceh pekan keempat Juni 2021
Saat ini, pelayanan data informasi MKG harus berbasis dampak, adanya peningkatan bencana hidro meteorology dan geofisika di Sumatera Bagian Utara mendorong BMKG untuk tetap prima dalam menyebarluaskan informasi ke masyarakat dan perguruan tinggi.
"Hadirnya perguruan tinggi akan memberi kemudahan dalam percepatan informasi bencana berbasis zero impact," katanya.
Dalam audensi kepala BBMKG dihadiri juga oleh Koordinator Bidang Data dan Informasi, Bidang Observasi dan Instrumen Jaringan dan Kepala Tata USsaha BBMKG Wilayah I.
Dalam diskusi nya BMKG saat ini telah memiliki teknologi dan instrument yang dipasang di beberapa wilayah dalam menghasilkan data baik itu jaringan pos hujan, jaringan gempabumi, Automethic Weather Station (AWS), Radar dan Satelit Cuaca.
Pengenalan instrument dan teknologi di lingkungan BBMKG Wilayah I, bisa memberi gambaran dalam mendukung perguruan tinggi dalam meningkatkan kerjasama baik di bidang riset, merdeka belajar, kampus merdeka, magang dan perpanjangan sebaran informasi MKG.
Sementara Rektor UMI, Humuntal Rumapea menjelaskan, saat ini perguruan tinggi harus mampu meningkatkan kemampuan riset dan kerjasama dengan industrial, praktisi dan Lembaga Non Kementrian seperti BMKG.
Pelayanan BMKG saat ini sangat berperan dalam informasi pengurangan risiko bencana hidro meteorology baik di bidang cuaca, iklim dan kegempaan di Sumatera Utara.
"Dukungan layanan itu sangat didukung oleh peran teknologi, untuk itu kita mencoba melakukan kolaberasi dengan BMKG dalam bidang riset, pengolahan data, rekayasa alat dan membuka peluang kepada mahasiswa UMI dalam melakukan magang, penelitian dan peningkatan program merdeka belajar kampus merdeka perguruan tinggi," katanya.
Pentingnya sinergi dan kolaberasi antara BMKG dan UMI tentunya akan memberikan peluang dalam mendorong BMKG-UMI aktif dalam kajian dan pertukaran informasi khsusnya dibidang kebencanaan di Sumatera Utara, dan kerjasama BMKG dengan bidang fakultas UMI yang beririsan.
"Seperti Fakultas Ilmu Komputer dibidang Data Science dan Komputasi, Fakultas Pertanian dibidang pengenalan iklim dan pola tanam, dan Fakultas Kedokteran dibidang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan," kata Marzuki Sinambela sebagai peneliti BBMKG Wilayah I Medan.
Hasil diskusi ini nantinya akan menghasilkan kajian bagi mahasiswa, dosen, peneliti sebagai referensi dalam kebijakan dan kepentingan masyarakat pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021