Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diprediksi bergerak variatif, seiring dengan bursa saham Asia yang bergerak beragam.
IHSG dibuka menguat 10,34 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.075,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,12 poin atau 0,34 persen ke posisi 912,61.
"IHSG diperkirakan bergerak mixed. Secara teknikal IHSG hari Senin diprediksi bergerak di kisaran 6.033-6.115," tulis Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Bursa AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Presiden Joe Biden akan mendorong rencana anggaran pengeluaran sebesar 4 triliun dolar AS meskipun hal tersebut bisa menyebabkan inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga.
Dari global, para menteri keuangan dari negara anggota kelompok G-7 telah menyepakati besaran minimum tarif pajak korporasi global 15 persen.
Kesepakatan yang sudah disahkan pada Sabtu (5/6) lalu itu merupakan bentuk dukungan terhadap usulan Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas rencana pengenaan pajak bagi raksasa perusahaan-perusahaan teknologi dan multinasional lainnya yang dituding tidak membayar secara layak.
Dari dalam negeri, pemerintah berencana untuk mengubah ketentuan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan menaikkan tarif PPN dari 10 persen menjadi 12 persen.
Selain itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan penerapan Alternative Minimum Tax (AMT) dengan tujuan mengoptimalkan penerimaan pajak atas korporasi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 40,79 poin atau 0,14 persen ke 29.017,32, Indeks Hang Seng turun 215,45 poin atau 0,75 persen ke 28.702,65, dan Indeks Straits Times meningkat 18,31 poin atau 0,58 persen ke 3.169,35.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
IHSG dibuka menguat 10,34 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.075,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,12 poin atau 0,34 persen ke posisi 912,61.
"IHSG diperkirakan bergerak mixed. Secara teknikal IHSG hari Senin diprediksi bergerak di kisaran 6.033-6.115," tulis Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Bursa AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Presiden Joe Biden akan mendorong rencana anggaran pengeluaran sebesar 4 triliun dolar AS meskipun hal tersebut bisa menyebabkan inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga.
Dari global, para menteri keuangan dari negara anggota kelompok G-7 telah menyepakati besaran minimum tarif pajak korporasi global 15 persen.
Kesepakatan yang sudah disahkan pada Sabtu (5/6) lalu itu merupakan bentuk dukungan terhadap usulan Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas rencana pengenaan pajak bagi raksasa perusahaan-perusahaan teknologi dan multinasional lainnya yang dituding tidak membayar secara layak.
Dari dalam negeri, pemerintah berencana untuk mengubah ketentuan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan menaikkan tarif PPN dari 10 persen menjadi 12 persen.
Selain itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan penerapan Alternative Minimum Tax (AMT) dengan tujuan mengoptimalkan penerimaan pajak atas korporasi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 40,79 poin atau 0,14 persen ke 29.017,32, Indeks Hang Seng turun 215,45 poin atau 0,75 persen ke 28.702,65, dan Indeks Straits Times meningkat 18,31 poin atau 0,58 persen ke 3.169,35.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021