Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan, Sumatera Utara memperkuat kerja sama dengan Pemkab Padang Lawas Utara (Paluta) dalam hal penguatan jaringan deteksi gempa bumi.
Kepala BBMKG Wilayah 1 Medan, Hartanto yang dihubungi dari Medan, Kamis (3/6), mengatakan, Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan salah satu wilayah yang tingkat kegempaannya sangat dipengaruhi oleh sumber patahan Barumun, Angkola dan Toro.
Kondisi ini mendorong BMKG dalam merapatkan beberapa jaring seismik untuk membangun sensor di wilayah itu.
"Saat ini, pemasangan sensor mini region yang dikenal dengan PLSM sudah beroperasi di Padang Lawas Utara yang dibangun di kantor BPBD Padang Lawas Utara," katanya.
Ia mengatakan penguatan jaringan monitoring gempa bumi dan tsunami memerlukan peran aktif pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Utara dalam mendukung diseminasi gempa bumi di sekitar dan di daerah lain.
Dengan pembangunan sensor mini region ini diharapkan dapat membangun sinergisi BMKG dengan pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.
Sementara peneliti pada Pusat Gempa Regional (PGR) 1, Marzuki Sinambela, menyebutkan, berdasarkan data histories kegempaan yang tercatat di Pusat Gempa Regional wilayah I, terdapat lebih dari 50 kejadian kegempaan yang telah terjadi dan bersumber dari 3 patahan di sekitar Padang Lawas Utara, dengan variasi kedalaman dengan level dangkal dan menengah.
"Hasil analisa kegempaan ini tidak terlepas dari sistem monitoring jaringan seismik yang telah dibangun di Sumatera Utara, termasuk di Kabupaten Padang Lawas Utara," kata Hartanto.
Sebelumnya Bupati Padang Lawas Utara, Andar Amin Harahap, mengatakan peran BMKG dalam mengurangi dampak dan reisko bencana melalui informasi dini gempa bumi di Sumatera Utara perlu didukung dan perkuat.
Bentuk dukung yang diberikan dengan memberikan lahan pinjam pakai untuk pembangun sensor monitoring gempa bumi yang sudah terbangun tahun 2019.
"Untuk itu kita lakukan penguatan kerjasama dengan BMKG dengan penandatangan perjanjian kerjasam pinjam pakai sebagai tanah milik pemerintah kabupaten Padang Lawas Utara terhadap operasional BMKG," katanya.
Ke depan, lanjut dia, penguatan itu juga harus terus ditingkatkan, tidak hanya dalam bidang kegempaan, tetapi juga bisa dalam bidang iklim, yaitu zona musim, pola tanam dan juga informasi dini kebencanaan hidro meteorologi dalam bidang kekeringan, longsor dan cuaca ektrim.
"Sinergi dan penguatan dukungan akan terus kita lanjutkan dalam membangun masyarkat dan pemerintah untuk pengurangan risiko bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara," demikian Andar Amin Harahap.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kepala BBMKG Wilayah 1 Medan, Hartanto yang dihubungi dari Medan, Kamis (3/6), mengatakan, Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan salah satu wilayah yang tingkat kegempaannya sangat dipengaruhi oleh sumber patahan Barumun, Angkola dan Toro.
Kondisi ini mendorong BMKG dalam merapatkan beberapa jaring seismik untuk membangun sensor di wilayah itu.
"Saat ini, pemasangan sensor mini region yang dikenal dengan PLSM sudah beroperasi di Padang Lawas Utara yang dibangun di kantor BPBD Padang Lawas Utara," katanya.
Ia mengatakan penguatan jaringan monitoring gempa bumi dan tsunami memerlukan peran aktif pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Utara dalam mendukung diseminasi gempa bumi di sekitar dan di daerah lain.
Dengan pembangunan sensor mini region ini diharapkan dapat membangun sinergisi BMKG dengan pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.
Sementara peneliti pada Pusat Gempa Regional (PGR) 1, Marzuki Sinambela, menyebutkan, berdasarkan data histories kegempaan yang tercatat di Pusat Gempa Regional wilayah I, terdapat lebih dari 50 kejadian kegempaan yang telah terjadi dan bersumber dari 3 patahan di sekitar Padang Lawas Utara, dengan variasi kedalaman dengan level dangkal dan menengah.
"Hasil analisa kegempaan ini tidak terlepas dari sistem monitoring jaringan seismik yang telah dibangun di Sumatera Utara, termasuk di Kabupaten Padang Lawas Utara," kata Hartanto.
Sebelumnya Bupati Padang Lawas Utara, Andar Amin Harahap, mengatakan peran BMKG dalam mengurangi dampak dan reisko bencana melalui informasi dini gempa bumi di Sumatera Utara perlu didukung dan perkuat.
Bentuk dukung yang diberikan dengan memberikan lahan pinjam pakai untuk pembangun sensor monitoring gempa bumi yang sudah terbangun tahun 2019.
"Untuk itu kita lakukan penguatan kerjasama dengan BMKG dengan penandatangan perjanjian kerjasam pinjam pakai sebagai tanah milik pemerintah kabupaten Padang Lawas Utara terhadap operasional BMKG," katanya.
Ke depan, lanjut dia, penguatan itu juga harus terus ditingkatkan, tidak hanya dalam bidang kegempaan, tetapi juga bisa dalam bidang iklim, yaitu zona musim, pola tanam dan juga informasi dini kebencanaan hidro meteorologi dalam bidang kekeringan, longsor dan cuaca ektrim.
"Sinergi dan penguatan dukungan akan terus kita lanjutkan dalam membangun masyarkat dan pemerintah untuk pengurangan risiko bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara," demikian Andar Amin Harahap.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021