Facebook memberikan komentarnya terkait pembaruan sistem operasi iOS 14.5, yang salah satu fiturnya adalah App Tracking Transparency.
App Tracking Transparency adalah fitur yang membatasi aplikasi untuk melacak data pengguna. Dengan demikian, aplikasi tak lagi bebas menampilkan iklan sesuai data yang direkam ke dalam aplikasi.
Steve Satterfield, Privacy Policy Director Facebook mengatakan mereka mendukung apa yang dilakukan oleh Apple, sebab pada dasarnya ini merupakan sebuah usaha untuk memberikan kontrol transparansi yang lebih tinggi untuk iklan online.
"Kami mendukungnya dan melakukan hal yang sama. Masalahnya adalah bagaimana Apple melakukan ini, seperti apa mereka mereka melakukannya dan bagaimana mereka memanfaatkan atau memberikan posisi yang istimewa bagi produk mereka sendiri," ujar Steve dalam webinar pada Kamis.
Baca juga: Facebook tegaskan tak bisa baca isi pesan pengguna di WA
Fitur ini memiliki opsi "ask app not to track" sehingga pengguna bisa tak terlacak aktivitasnya saat aplikasi sedang digunakan.
Aplikasi itu pun tidak bisa lagi mengikuti segala kegiatan pengguna, termasuk mengumpulkan data pribadi seperti umur, lokasi, informasi kesehatan, kebiasaan belanja dan lainnya yang bertujuan untuk iklan.
Sebaliknya, ketika pengguna memilih opsi "allow", artinya pengguna memberikan izin aplikasi untuk melacaknya dan mengumpulkan data.
"Misalnya saya ingin mengadakan iklan terpersonalisasi di Facebook yang saya menggunakan data dari perusahaan lain, saya harus mendapatkan izin di Facebook dan perusahaan itu pun harus memberikan izin di aplikasinya mereka sendiri," kata Steve.
Bagi Steve ini merupakan hambatan yang sangat besar. Apple sendiri disebut sedang membangun produk iklan sendiri.
"Apple sedang memberikan rintangan dari pihak lain tapi mereka sendiri mulai membangun bisnis iklan mereka sendiri, tidak menjadi subyek atau menjadi target atau policy dari kebijakan baru mereka," ujar Steve.
Apa yang dilakukan oleh Apple tak jauh berbeda dengan Facebook. Bagi Steve, ini adalah tentang masa depan dari internet.
"Kami mendukung internet yang bebas dan terbuka untuk diakses oleh siapapun. Apple konsumennya itu berbeda, konsumennya itu yang mampu membayar," kata Steve.
"Tidak salah tapi demikian faktanya, jadi internet yang diinginkan oleh Apple adalah internet dengan pengalaman yang berbayar karena sulit untuk memonetisasi dari iklan yang terpersonalisasi, maka Anda harus memiliki cara alternatif untuk memonetisasi dari iklan yakni dengan meminta orang-orang itu untuk membayar," lanjut Steve.
Dengan perbaruan iOS ini, Apple mendapat komisi 15-30 persen dari iklan yang dibayarkan sehingga konsumen lain akan mengalami kerugian.
Akan tetapi, perubahan fitur baru yang diluncurkan oleh Apple ini tidak akan membawa perubahan yang besar dalam waktu dekat. Sebab, tidak semua pengguna Apple langsung memperbarui iOS-nya.
"Ini bukan berarti semua orang yang punya iPhone upgrade ke iOS 14.5. dalam beberapa hari, ini akan berlangsung dalam periode yang panjang," ujar Steve.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
App Tracking Transparency adalah fitur yang membatasi aplikasi untuk melacak data pengguna. Dengan demikian, aplikasi tak lagi bebas menampilkan iklan sesuai data yang direkam ke dalam aplikasi.
Steve Satterfield, Privacy Policy Director Facebook mengatakan mereka mendukung apa yang dilakukan oleh Apple, sebab pada dasarnya ini merupakan sebuah usaha untuk memberikan kontrol transparansi yang lebih tinggi untuk iklan online.
"Kami mendukungnya dan melakukan hal yang sama. Masalahnya adalah bagaimana Apple melakukan ini, seperti apa mereka mereka melakukannya dan bagaimana mereka memanfaatkan atau memberikan posisi yang istimewa bagi produk mereka sendiri," ujar Steve dalam webinar pada Kamis.
Baca juga: Facebook tegaskan tak bisa baca isi pesan pengguna di WA
Fitur ini memiliki opsi "ask app not to track" sehingga pengguna bisa tak terlacak aktivitasnya saat aplikasi sedang digunakan.
Aplikasi itu pun tidak bisa lagi mengikuti segala kegiatan pengguna, termasuk mengumpulkan data pribadi seperti umur, lokasi, informasi kesehatan, kebiasaan belanja dan lainnya yang bertujuan untuk iklan.
Sebaliknya, ketika pengguna memilih opsi "allow", artinya pengguna memberikan izin aplikasi untuk melacaknya dan mengumpulkan data.
"Misalnya saya ingin mengadakan iklan terpersonalisasi di Facebook yang saya menggunakan data dari perusahaan lain, saya harus mendapatkan izin di Facebook dan perusahaan itu pun harus memberikan izin di aplikasinya mereka sendiri," kata Steve.
Bagi Steve ini merupakan hambatan yang sangat besar. Apple sendiri disebut sedang membangun produk iklan sendiri.
"Apple sedang memberikan rintangan dari pihak lain tapi mereka sendiri mulai membangun bisnis iklan mereka sendiri, tidak menjadi subyek atau menjadi target atau policy dari kebijakan baru mereka," ujar Steve.
Apa yang dilakukan oleh Apple tak jauh berbeda dengan Facebook. Bagi Steve, ini adalah tentang masa depan dari internet.
"Kami mendukung internet yang bebas dan terbuka untuk diakses oleh siapapun. Apple konsumennya itu berbeda, konsumennya itu yang mampu membayar," kata Steve.
"Tidak salah tapi demikian faktanya, jadi internet yang diinginkan oleh Apple adalah internet dengan pengalaman yang berbayar karena sulit untuk memonetisasi dari iklan yang terpersonalisasi, maka Anda harus memiliki cara alternatif untuk memonetisasi dari iklan yakni dengan meminta orang-orang itu untuk membayar," lanjut Steve.
Dengan perbaruan iOS ini, Apple mendapat komisi 15-30 persen dari iklan yang dibayarkan sehingga konsumen lain akan mengalami kerugian.
Akan tetapi, perubahan fitur baru yang diluncurkan oleh Apple ini tidak akan membawa perubahan yang besar dalam waktu dekat. Sebab, tidak semua pengguna Apple langsung memperbarui iOS-nya.
"Ini bukan berarti semua orang yang punya iPhone upgrade ke iOS 14.5. dalam beberapa hari, ini akan berlangsung dalam periode yang panjang," ujar Steve.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021