Harga emas mengalami penurunan sejak awal 2021 setelah meroket tinggi di tahun 2020. Nilai logam mulia ini pernah menembus hingga US$ 2.070/troy ons pada 7 Agustus 2020, lalu melorot hingga pada penutupan di akhir tahun 2020 di level US$ 1.895/troy ons.

Emas tak bertenaga dan semakin menjauh dari level US$ 1.800/troy ons.

Menurut Kepala Divisi PT EWF Medan, Syeri, Jumat (7/5), ada empat faktor yang membuat emas terus turun saat ini, yaitu distribusi vaksin, penguatan dolar AS, imbal hasil obligasi AS yang tinggi, serta menguatnya tren Cryptocurrency.

Namun demikian, pelemahan harga emas tidak mempengaruhi investasi di locogold atau emas berjangka. Karena investasi di emas berjangka bersifat dua arah. Berbeda dengan saham yang hanya satu arah, maka dalam keadaan tren turun atau naik pun, peluang keuntungan locogold tetap bisa diperoleh.

Secara teknikal, tren bullish harga emas saat ini sulit menembus level $ 1.900/troy ons. Pemulihan ekonomi AS, tren cryptocurrency yang saat ini menjadi aset safe haven selain emas, juga semakin meluasnya penyebaran vaksin membuat harga emas tertekan.

Meskipun demikian, Syeri berujar, prediksi emas masih akan stabil di level $1.700 karena adanya beberapa peristiwa seperti ledakan jumlah korban COVID-19 di India dan Jepang.

Untuk PT Equityworld Futures Medan sampai kini masih fokus pada penawaran locogold. Karena 80% kontribusi bisnis berasal dari produk emas berjangka ini.

Meskipun saat ini, Syeri mengaku para investor juga tengah melirik indeks Hang Seng dan beberapa mata uang seperti Euro dan Ausie.

“Sebetulnya, apapun yang terjadi pada kondisi market di perdagangan berjangka, kami di Equityworld Futures Medan selalu siap dengan berbagai opsi untuk memaksimalkan peluang profit nasabah melalui planning transaksi yang terbukti oleh banyak nasabah dapat membatasi risiko dan memaksimalkan profit di berbagai produk perdagangan berjangka,” tandasnya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021