Ada yang menarik dari balik statemen dilontarkan salah satu Pimpinan Pondok Pesantren di Kabupaten Tapanuli Selatan saat memberi sambutan pada satu acara sehingga sontak siapa yang mendengarnya.

"Biarlah tanah dan rakyat menjadi saksi," kata Muhammad Amin Siregar, pimpinan Ponpes Darusshoufiyah An-Naksabandi Jambur Batu Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), di acara Silaturrahmi Ramadhan 1442 H Badan Silaturrahim Pesantren Sumut (BSPSU) Tapsel di Ponpes Mangaraja Panusunan Achir Hasibuan, Desa Pargarutan Jae, Kecamatan Angkola Timur bersama Syahrul M.Pasaribu sekaligus temu kangen.

Ucapan penuh makna itu sebagai respon atas adanya segelintir orang yang melihat pembangunan selama sepuluhtm tahun kepemimpinan Syahrul Pasaribu tidak secara objektif, parsial dan tidak secara komprehenship dan bahkan mereka sebut  pilih kasih adalah sesuatu yang bertentangan dengan kondisi riel dan nyata dilapangan. Dan kondisi nyata tersebut juga mendapat nilai baik  yang terus naik dari waktu-kewaktu oleh lembaga negara yang kompeten untuk itu.

Baca juga: Update COVID-19 Tapsel, positif 308 kasus, sembuh 293 dan meninggal delapan kasus

"Bila dibanding sebelumnya dua periode kepemimpinan Pak Syahrul pesatnya pembangunan sangat luar biasa khusus pembangunan infrastruktur jalan termasuk sosial keagamaan walaupun belumlah sempurna seratus persen," ujarnya.

"Dulu, masuk dari Simpang Tabusira Maragordong ke tempat kami makan waktu tiga empat jam. Setelah jalan dibangun tidak cukup satu jam. Konon lagi dari Desa Situmba dulu dua jam sekarang cukup 20 menit," sebutnya.

Sedang Ustadz Henri Harahap, Pimpinan Ponpes Mangaraja Panusunan Achir Hasibuan mengatakan pada masa Syahrul - lah  Guru Madrasah - Pesantren mendapat insentif setiap bulan. Tambah dorongan pertumbuhan Ponpes yang sejak awal periode pertama bupati jumlah Ponpes di Tapsel ada 18 sekarang sudah 26 Ponpes.

 
Mantan Bupati Tapsel Syahrul M.Pasaribu (tengah) bersama anak yatim dan sejumlah pimpinan Ponpes se Tapsel (ANTARA/Kodir)

"Demi kemajuan pembangunan kita sudah saksikan susah payahnya beliau (Syahrul) siang malam memikirkan untuk yang terbaik, yang sama-sama sudah nikmati seperti sekarang ini. Peduli nazir masjid, guru BTQ, bilal mayit dan bahkan guru Sekolah Minggu umat Kristiani,” timpal Ketua BSPSU Tapsel Maksan H. Dalimunthe.

Mula Arifin Ritonga, pimpinan Ponpes Ihyahul Ulum Purba Sinomba, Kecamatan Aek Bilah, Baginda Nasonang perwakilan tokoh masyarakat Angkola Timur, keduanya mengungkapkan bangga dan bersyukur kemajuan pembangunan Tapsel saat ini. Dengam harapan bertambah maju kedepan.

Syahrul M.Pasaribu berterimakasih atas penilaian terhadap hasil pembangunan yang dilakukan di dua periode kepemimpinannya sebagai Bupati Tapsel."Sesunguhnya pembangunan yang dilakukan yang  belum sempurna secara keseluruhan itu bukan untuk mengharap sanjungan atau pujian  akan tetapi  sebagai bentuk  pertanggungjawaban Saya kepada rakyat yang memilih dan mempercayai memimpin Tapsel  10 tahun. Kalau masih ada yang merasa tidak puas, itu lumrah karena sifat manusiawi," sebutnya. 

Kepada seluruh pimpinan Ponpes yang hadir Syahrul M.Pasaribu menitipkan pesan agar anak-anak didik generasi muda islami yang dititipkan orangtuanya di pondok pesantren betul-betul dijaga dan di awasi pendidikannya terlebih kesehatannya apalagi era pandemi COVID-19 agar protokol kesehatan ditingkatkan.

Hadir diacara yang dirangkai penyantunan 30-an anak yatim ini Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapsel K.H Ahmad Gozali Siregar, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sulaiman Harahap, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Falah Panompuan K.H.Abdollah Harahap, Pimpinan Ponoes lain dan tokoh masyarakat tambah santri.

Tambah, Syahrul M.Pasaribu juga serahkan zakat harta keluarga besarnya (isteri dan anak-anaknya) sebesar Rp5 juta dan kain shalat kepada Panti Jompo Ponpes Al Yusufiah Kecamatan Batang Angkola.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021