Bukan Conan Edogawa--sosok samaran dari detektif remaja Shinichi Kudo yang mengecil akibat obat misterius--namanya kalau tidak terlibat dalam kasus-kasus kriminal yang menarik ke mana pun dia pergi.
Dalam film "Detective Conan: The Scarlet Bullet", dikisahkan Tokyo akan menjadi tuan rumah dari ajang olah raga internasional World Sport Games (WSG) yang digelar setiap empat tahun. Hal menarik dari pembukaan WSG adalah kereta HyperLinear yang memiliki kecepatan hingga 1000 kilometer per jam. Kereta linier superkonduktor vakum pertama di dunia ini akan diluncurkan tepat pada hari pembukaan WSG, beroperasi dari Nagoya ke Tokyo.
Baca juga: Film dan serial animasi untuk mengisi libur panjang akhir pekan
Kereta ini bisa dijajal oleh orang-orang yang beruntung setelah mendapatkan undian. Tentu saja semuanya tertarik, terutama teman-teman Conan di sekolah dasar yang menamakan diri mereka Grup Detektif Cilik: Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko.
Sempat terjadi kehebohan ketika ayah Sonoko, konglomerat yang menjadi sponsor acara terkemuka, tiba-tiba menghilang. Berkat kepiawaian Conan serta bantuan teman-teman ciliknya, ayah Sonoko bisa ditemukan dalam kondisi baik-baik saja, tetapi kejadian itu hanya awal dari misteri yang masih terus berlanjut.
Kejadian penculikan sponsor itu tampaknya berkaitan dengan insiden yang pernah terjadi di Boston pada 15 tahun lalu, ketika acara WSG juga digelar di Amerika Serikat. Tidak ada yang tahu siapa yang ada di balik insiden itu.
Berkat koneksi dari Sonoko, Conan dan kawan-kawannya mendapat kesempatan untuk menaiki kereta tersebut. Tapi perjalanan yang awalnya menyenangkan berubah jadi upaya memecahkan kasus ketika Conan mengetahui bahwa mantan kepala FBI yang kini jadi ketua komite WSG, Alan McKenzie, akan menjalankan kereta peluru pertama tersebut.
Shuichi Akai bergerak untuk memantau insiden tersebut, begitu juga dengan FBI. Conan juga berusaha menguak hubungan antara kasus ini dengan apa yang terjadi di Boston belasan tahun silam.
Di sisi lain, saudara-saudara Akai juga mengejar kasus yang sama, entah disengaja atau tidak. Masumi Sera dan ibunya, Mary, yang masih diliputi dengan misteri diam-diam ikut mengejar dan turut bersitegang. Sementara adik Akai yang lain, pemain shogi profesional Shukichi Haneda, secara kebetulan sedang mengunjungi Nagoya, tempat kereta dijadwalkan mulai beroperasi.
Film ini disutradarai Chika Nagaoka yang pernah menyutradarai "Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" (2019) dengan latar belakang Singapura, lebih terasa dekat dengan pencinta kisah misteri ini di Asia Tenggara.
Dengan durasi 110 menit, cerita yang disuguhkan awalnya terasa lambat, tapi lama kelamaan penonton dibuat makin penasaran dengan kejadian demi kejadian yang terjadi. Misteri yang disuguhkan di sini sangat khas dengan gaya cerita-cerita yang biasa dituangkan dalam komik karya mangaka Gosho Aoyama, di mana kisah tragis bisa diawali dari dari kesalahpahaman dan prasangka.
Tingkah laku bocah-bocah Grup Detektif Cilik di awal adalah pemanasan, ibarat makanan pembuka sebelum penonton diajak mengulik misteri yang sebenarnya.
Aspek-aspek yang selalu ada di film laga juga disuguhkan di sini. Aksi kejar-kejaran di jalan yang menegangkan antara mobil dan pemotor andal ditambah skateboard khusus yang sudah dimodifikasi oleh profesor Agasa. Kerja sama antara Conan dan Ai Haibara yang biasa terkesan cuek tapi selalu bisa diandalkan juga ditampilkan dalam cerita ini.
Conan harus bergerak cepat untuk membuka tabir misteri sembari terus berusaha menyembunyikan identitas aslinya sebagai Shinichi dari Ran, juga Masumi Sera yang masih menaruh kecurigaan.
Kereta HyperLinear yang jadi perbincangan di seantero Jepang menjadi panggung utama, babak final dari kasus yang membuat Conan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran demi mengungkapkan kebenaran yang mempertaruhkan nyawanya.
Menonton "Detective Conan: Scarlet Alibi" sebelumnya bisa membantu penonton untuk lebih mengenal karakter keluarga Akai yang semuanya ikut terlibat di film ini. Semuanya berperan penting, termasuk Shukichi yang fokus pada shogi, tidak seperti saudara-saudaranya yang kerap berhadapan dengan bahaya dan kerahasiaan.
Jangan dulu beranjak dari tempat duduk setelah film berakhir karena masih ada adegan-adegan tambahan yang menciptakan lagi rasa penasaran sembari mendengarkan lagu penutup "Eien no Fuzaishoumei" ("The Scarlet Alibi") yang ciamik dari band rock Tokyo Jihen.
"Detective Conan: The Scarlet Bullet" tayang di Indonesia mulai 21 April 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Dalam film "Detective Conan: The Scarlet Bullet", dikisahkan Tokyo akan menjadi tuan rumah dari ajang olah raga internasional World Sport Games (WSG) yang digelar setiap empat tahun. Hal menarik dari pembukaan WSG adalah kereta HyperLinear yang memiliki kecepatan hingga 1000 kilometer per jam. Kereta linier superkonduktor vakum pertama di dunia ini akan diluncurkan tepat pada hari pembukaan WSG, beroperasi dari Nagoya ke Tokyo.
Baca juga: Film dan serial animasi untuk mengisi libur panjang akhir pekan
Kereta ini bisa dijajal oleh orang-orang yang beruntung setelah mendapatkan undian. Tentu saja semuanya tertarik, terutama teman-teman Conan di sekolah dasar yang menamakan diri mereka Grup Detektif Cilik: Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko.
Sempat terjadi kehebohan ketika ayah Sonoko, konglomerat yang menjadi sponsor acara terkemuka, tiba-tiba menghilang. Berkat kepiawaian Conan serta bantuan teman-teman ciliknya, ayah Sonoko bisa ditemukan dalam kondisi baik-baik saja, tetapi kejadian itu hanya awal dari misteri yang masih terus berlanjut.
Kejadian penculikan sponsor itu tampaknya berkaitan dengan insiden yang pernah terjadi di Boston pada 15 tahun lalu, ketika acara WSG juga digelar di Amerika Serikat. Tidak ada yang tahu siapa yang ada di balik insiden itu.
Berkat koneksi dari Sonoko, Conan dan kawan-kawannya mendapat kesempatan untuk menaiki kereta tersebut. Tapi perjalanan yang awalnya menyenangkan berubah jadi upaya memecahkan kasus ketika Conan mengetahui bahwa mantan kepala FBI yang kini jadi ketua komite WSG, Alan McKenzie, akan menjalankan kereta peluru pertama tersebut.
Shuichi Akai bergerak untuk memantau insiden tersebut, begitu juga dengan FBI. Conan juga berusaha menguak hubungan antara kasus ini dengan apa yang terjadi di Boston belasan tahun silam.
Di sisi lain, saudara-saudara Akai juga mengejar kasus yang sama, entah disengaja atau tidak. Masumi Sera dan ibunya, Mary, yang masih diliputi dengan misteri diam-diam ikut mengejar dan turut bersitegang. Sementara adik Akai yang lain, pemain shogi profesional Shukichi Haneda, secara kebetulan sedang mengunjungi Nagoya, tempat kereta dijadwalkan mulai beroperasi.
Film ini disutradarai Chika Nagaoka yang pernah menyutradarai "Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" (2019) dengan latar belakang Singapura, lebih terasa dekat dengan pencinta kisah misteri ini di Asia Tenggara.
Dengan durasi 110 menit, cerita yang disuguhkan awalnya terasa lambat, tapi lama kelamaan penonton dibuat makin penasaran dengan kejadian demi kejadian yang terjadi. Misteri yang disuguhkan di sini sangat khas dengan gaya cerita-cerita yang biasa dituangkan dalam komik karya mangaka Gosho Aoyama, di mana kisah tragis bisa diawali dari dari kesalahpahaman dan prasangka.
Tingkah laku bocah-bocah Grup Detektif Cilik di awal adalah pemanasan, ibarat makanan pembuka sebelum penonton diajak mengulik misteri yang sebenarnya.
Aspek-aspek yang selalu ada di film laga juga disuguhkan di sini. Aksi kejar-kejaran di jalan yang menegangkan antara mobil dan pemotor andal ditambah skateboard khusus yang sudah dimodifikasi oleh profesor Agasa. Kerja sama antara Conan dan Ai Haibara yang biasa terkesan cuek tapi selalu bisa diandalkan juga ditampilkan dalam cerita ini.
Conan harus bergerak cepat untuk membuka tabir misteri sembari terus berusaha menyembunyikan identitas aslinya sebagai Shinichi dari Ran, juga Masumi Sera yang masih menaruh kecurigaan.
Kereta HyperLinear yang jadi perbincangan di seantero Jepang menjadi panggung utama, babak final dari kasus yang membuat Conan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran demi mengungkapkan kebenaran yang mempertaruhkan nyawanya.
Menonton "Detective Conan: Scarlet Alibi" sebelumnya bisa membantu penonton untuk lebih mengenal karakter keluarga Akai yang semuanya ikut terlibat di film ini. Semuanya berperan penting, termasuk Shukichi yang fokus pada shogi, tidak seperti saudara-saudaranya yang kerap berhadapan dengan bahaya dan kerahasiaan.
Jangan dulu beranjak dari tempat duduk setelah film berakhir karena masih ada adegan-adegan tambahan yang menciptakan lagi rasa penasaran sembari mendengarkan lagu penutup "Eien no Fuzaishoumei" ("The Scarlet Alibi") yang ciamik dari band rock Tokyo Jihen.
"Detective Conan: The Scarlet Bullet" tayang di Indonesia mulai 21 April 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021