Kapolres Tapanuli Utara AKBP Muhammad Saleh melalui Kasubbag Humas Aiptu Walpon Baringbing mengungkapkan, pihaknya bersama personil TNI Kodim 0210/TU melaksanakan pengetatan pengamanan kebaktian Jumat Agung untuk mengantisipasi gerakan teroris dan memastikan perayaan ibadah di setiap gereja berjalan aman dan lancar.
"Jika sebelumnya ada dua personil yang ditempatkan dalam pengamanan gereja saat menggelar ibadah khusus wilayah perkotaan, saat ini jumlahnya ditambah, yakni 4 personil Polri, dan 2 anggota TNI di setiap gereja," ujar Aiptu Walpon, Jumat (2/4).
Baca juga: Warga binaan Rutan Tarutung diimbau tetap terapkan perilaku hidup bersih sehat
Sementara, di gereja-gereja yang berada di daerah dengan jumlah jemaat yang tidak begitu banyak, pihaknya menempatkan sebanyak 2 personil pengamanan.
Dikatakan, langkah tersebut dilakukan demi mengantisipasi gerakan teroris, sehingga pelaksanaan ibadah dipastikan berjalan aman.
"Pengetatan pengamanan ibadah perayaan Jumat Agung ini dilaksanakan, mengingat terjadinya aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makasar oleh kelompok teroris pada Minggu (28/3) lalu, dan juga aksi seorang perempuan yang memasuki Mabes Polri," terangnya.
Sehingga, pihaknya bersama personil TNI melaksanakan pengamanan di setiap gereja agar tidak sampai kecolongan.
"Kita pastikan bahwa ibadah di gereja aman dari gerakan terselubung kelompok teroris," sebutnya.
Kata Walpon, sebelum acara kebaktian gereja di mulai, anggota telah terlebih dahulu melakukan sterilisasi di dalam gereja untuk memastikan tidak ada benda-benda yang mencurigakan.
"Jumlah personil Polri yang kita tugaskan khusus untuk pengamanan ibadah Jumat Agung ini, dari Polres sebanyak 71 personil di tambah dua pertiga personil dari masing-masing Polsek, yakni dari 10 Polsek sejajaran dibantu personil TNI dari Kodim 0210/TU," terangnya.
Lanjut Walpon, selain pengamanan di gereja, tim inteligen juga bekerja untuk mencari informasi dan memantau pergerakan manakala ada orang asing yang muncul di wilayah Taput.
Setiap anggota yang bertugas di lapangan juga tetap menyampaikan imbauan agar warga jemaat gereja tetap mengikuti protokol kesehatan dengan pola 5 M (Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Hingga acara ibadah selesai, anggota kita tetap berada di lokasi pengamanan, dan tidak boleh ada yang meninggalkan tempat. Itu sudah menjadi SOP yang kita terapkan dalam pelaksaan tugas," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Jika sebelumnya ada dua personil yang ditempatkan dalam pengamanan gereja saat menggelar ibadah khusus wilayah perkotaan, saat ini jumlahnya ditambah, yakni 4 personil Polri, dan 2 anggota TNI di setiap gereja," ujar Aiptu Walpon, Jumat (2/4).
Baca juga: Warga binaan Rutan Tarutung diimbau tetap terapkan perilaku hidup bersih sehat
Sementara, di gereja-gereja yang berada di daerah dengan jumlah jemaat yang tidak begitu banyak, pihaknya menempatkan sebanyak 2 personil pengamanan.
Dikatakan, langkah tersebut dilakukan demi mengantisipasi gerakan teroris, sehingga pelaksanaan ibadah dipastikan berjalan aman.
"Pengetatan pengamanan ibadah perayaan Jumat Agung ini dilaksanakan, mengingat terjadinya aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makasar oleh kelompok teroris pada Minggu (28/3) lalu, dan juga aksi seorang perempuan yang memasuki Mabes Polri," terangnya.
Sehingga, pihaknya bersama personil TNI melaksanakan pengamanan di setiap gereja agar tidak sampai kecolongan.
"Kita pastikan bahwa ibadah di gereja aman dari gerakan terselubung kelompok teroris," sebutnya.
Kata Walpon, sebelum acara kebaktian gereja di mulai, anggota telah terlebih dahulu melakukan sterilisasi di dalam gereja untuk memastikan tidak ada benda-benda yang mencurigakan.
"Jumlah personil Polri yang kita tugaskan khusus untuk pengamanan ibadah Jumat Agung ini, dari Polres sebanyak 71 personil di tambah dua pertiga personil dari masing-masing Polsek, yakni dari 10 Polsek sejajaran dibantu personil TNI dari Kodim 0210/TU," terangnya.
Lanjut Walpon, selain pengamanan di gereja, tim inteligen juga bekerja untuk mencari informasi dan memantau pergerakan manakala ada orang asing yang muncul di wilayah Taput.
Setiap anggota yang bertugas di lapangan juga tetap menyampaikan imbauan agar warga jemaat gereja tetap mengikuti protokol kesehatan dengan pola 5 M (Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Hingga acara ibadah selesai, anggota kita tetap berada di lokasi pengamanan, dan tidak boleh ada yang meninggalkan tempat. Itu sudah menjadi SOP yang kita terapkan dalam pelaksaan tugas," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021