Usaha menjahit baju di Medan masih bertahan bagus karena permintaan masih tetap ada di tengah pandemi COVID-19.

"Permintaan menjahitkan baju masih tinggi khususnya untuk seragam sekolah atau instansi dan tempat usaha. Jadi omset masih bagus," ujar penjahit baju "Mas Jaya", Samino, di Medan, Selasa (30/3). 

Menurut dia, permintaan menjahit baju paling banyak adalah berupa seragam. Mulai seragam sekolah, instansi hingga tempat usaha. 

"Masih bisa dapat penghasilan kotor sekitar Rp1,6 miliar lebih per tahun. Alhamdulillah," ujar Samino yang menjadi mitra binaan PTPN IV. 

Samino mengakui, selama pandemi yang terganggu adalah pembayaran dari pemesan yang lebih lama dengan alasan keuangan terganggu. 

"Tapi syukurnya tidak ada yang ngemplang atau tidak bayar. Apalagi rata-rata pemesan adalah pelanggan lama," ujar Samino. 

Samino juga mengakui, usaha jahitannya semakin berkembang sejak jadi mitra binaan PTPN IV sejak 2010.

Dengan pinjaman awal Rp20 juta, kemudian naik Rp50 juta pada 2015 dan Rp75 juta di 2017, ujar Samino yang lulusan Fakultas Teknik Mesin itu, usaha jahitannya semakin berkembang pesat. 

Dana pinjaman dengan suku bunga rendah itu membuat usahanya tidak kesulitan membeli bahan kain dan membayar gaji karyawan meski pesanan jahitan belum dibayar pemesan. 

"Dengan kemampuan saya membeli bahan dengan uang kontan dan bisa menerima pesanan dalam jumlah banyak, kepercayaan konsumen semakin tinggi," katanya. 

Karyawan Pelaksana PTPN IV, Ahmad Zarkasi, menyebutkan, Samino adalah salah satu UMKM terbaik binaan PTPN IV. 

"Pembayar cicilan yang lancar membuat Pak Samino bisa dapat pinjaman hingga tiga kali, " katanya. 

Dia menegaskan, pembayaran cicilan kredit yang lancar dari UMKM, membuat PTPN IV lebih mudah dan lancar juga menyalurkan bantuan ke pengusaha lainnya. 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021