Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk memangkas jumlah pelancong resmi terkait Olimpiade ke Jepang untuk pertandingan musim panas ini menjadi sekitar 30.000 orang sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi COVID-19.
Sebanyak kurang lebih 90.000 orang diharapkan masuk ke negara itu dari luar negeri, termasuk sekitar 30.000 atlet, pelatih dan anggota tim. Pemerintah ingin memangkas setengah dari jumlah pengunjung yang tidak terkait langsung dengan kompetisi tersebut.
Menurut sumber yang mengetahui masalah itu, dikutip dari kantor berita Kyodo, Sabtu, pembicaraan mengenai pemangkasan jumlah pengunjung tersebut diharapkan dapat dilakukan terlebih dahulu dengan sejumlah organisasi terkait.
Baca juga: Angka-angka unik dalam kirab Obor Olimpiade
Jepang telah melarang penonton dari luar negeri untuk menyaksikan Olimpiade dan Paralimpiade. Namun, pemerintah memutuskan langkah drastis lebih jauh diperlukan untuk mendapatkan pemahaman publik tentang pelaksanaan ajang tersebut selama krisis kesehatan.
Baca juga: Qatar tetap berkomitmen penuh jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Pemangkasan jumlah tampaknya ditujukan kepada pengunjung dari Komite Internasional Olimpiade dan Paralimpiade, serta komite dan dewan Olimpiade nasional dan regional. Mereka yang terkait dengan federasi olahraga internaisonal dan media, serta tamu yang diundang oleh sponsor kemungkinan juga akan terpengaruh.
Panitia penyelenggara memperkirakan sekitar 11.000 atlet Olimpiade dan 4.000 atlet Paralimpiade akan ambil bagian pada kompetisi olahraga musim panas itu. Sementara 15.000 orang lainnya, termasuk ofisial tim, pada prinsipnya tidak akan terpengaruh oleh pemangkasan jumlah tersebut.
Menteri Olimpiade Tamayo Marukawa pada pekan lalu (20/3) mengatakan jumlah orang yang terlibat dalam pertandingan harus dikurangi sebanyak mungkin.
Pada bulan April, pembicaraan lima pihak antara penyelenggara, pemerintah Jepang dan Tokyo, serta IOC dan IPC kemungkinan akan membahas batasan jumlah penduduk Jepang dalam ajang Olimpiade.
Versi kedua dari pedoman "Playbook" untuk menyelenggarakan gim dengan cara yang aman dan terlindungi juga diharapkan akan diterbitkan bulan depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Sebanyak kurang lebih 90.000 orang diharapkan masuk ke negara itu dari luar negeri, termasuk sekitar 30.000 atlet, pelatih dan anggota tim. Pemerintah ingin memangkas setengah dari jumlah pengunjung yang tidak terkait langsung dengan kompetisi tersebut.
Menurut sumber yang mengetahui masalah itu, dikutip dari kantor berita Kyodo, Sabtu, pembicaraan mengenai pemangkasan jumlah pengunjung tersebut diharapkan dapat dilakukan terlebih dahulu dengan sejumlah organisasi terkait.
Baca juga: Angka-angka unik dalam kirab Obor Olimpiade
Jepang telah melarang penonton dari luar negeri untuk menyaksikan Olimpiade dan Paralimpiade. Namun, pemerintah memutuskan langkah drastis lebih jauh diperlukan untuk mendapatkan pemahaman publik tentang pelaksanaan ajang tersebut selama krisis kesehatan.
Baca juga: Qatar tetap berkomitmen penuh jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Pemangkasan jumlah tampaknya ditujukan kepada pengunjung dari Komite Internasional Olimpiade dan Paralimpiade, serta komite dan dewan Olimpiade nasional dan regional. Mereka yang terkait dengan federasi olahraga internaisonal dan media, serta tamu yang diundang oleh sponsor kemungkinan juga akan terpengaruh.
Panitia penyelenggara memperkirakan sekitar 11.000 atlet Olimpiade dan 4.000 atlet Paralimpiade akan ambil bagian pada kompetisi olahraga musim panas itu. Sementara 15.000 orang lainnya, termasuk ofisial tim, pada prinsipnya tidak akan terpengaruh oleh pemangkasan jumlah tersebut.
Menteri Olimpiade Tamayo Marukawa pada pekan lalu (20/3) mengatakan jumlah orang yang terlibat dalam pertandingan harus dikurangi sebanyak mungkin.
Pada bulan April, pembicaraan lima pihak antara penyelenggara, pemerintah Jepang dan Tokyo, serta IOC dan IPC kemungkinan akan membahas batasan jumlah penduduk Jepang dalam ajang Olimpiade.
Versi kedua dari pedoman "Playbook" untuk menyelenggarakan gim dengan cara yang aman dan terlindungi juga diharapkan akan diterbitkan bulan depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021