Gubernur Edy Rahmayadi menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara terkontraksi sebesar 1,07 persen pada tahun 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Sangat jauh dibanding capaian tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,22 persen," katanya dalam rapat paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumut Tahun Anggaran 2020 di Gedung DPRD Sumut, Selasa (16/3).
Meski demikian, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Sumut masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi secara nasional yang minus 2,07 persen.
Baca juga: Gubernur Sumut minta pembangunan Gedung VIP Bandara Kualanamu dipercepat
Baca juga: Gubernur Sumut minta pembangunan Gedung VIP Bandara Kualanamu dipercepat
"Masih juga lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi di Pulau Sumatera yang minus 1,19 persen," katanya.
Gubernur menyebut kontraksi terjadi pada beberapa lapangan usaha, seperti bidang transportasi dan pergudangan sebesar 12,77 persen.
Kemudian, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,26 persen, dan jasa perusahaan sebesar 4,71 persen.
Baca juga: Gubernur: Kemiskinan di Sumut meningkat akibat pandemi COVID-19
Baca juga: Gubernur: Kemiskinan di Sumut meningkat akibat pandemi COVID-19
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyebutkan bahwa Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 1,96 persen pada tahun 2020.
Dari sejumlah daerah, Kota Gunung Sitoli mengalami inflasi tertinggi selama tahun 2020 yaitu 2,58 persen, sedangkan Kota Medan mengalami inflasi terendah yaitu sebesar 1,76 persen.
"Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun dibanding tahun 2019 dan harga masih tetap terkendali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021